ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Selasa, 05 Juni 2012

PENGENALAN SEX RATIO WALANG SANGIT


PENGENALAN SEX RATIO WALANG SANGIT
(Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)





Oleh


Darso Waluyo
0914013084















PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011

I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Walang sangit (Leptocorisa oratorius F,Coreidae, Hemiptera) merupakan salah satu hama serangga penting padi di lahan rawa lebak. Hama ini bukan saja dapat menurunkan hasil tetapi juga menurunkan kualitas gabah seperti bintik-bintik coklat pada gabah akibatisapan cairan dari hama tersebut pada saat padi matang susu. Dari hasil observasi,diketahui ada beberapa cara pengendali hama walang sangit yang telah lama dilaksanakanoleh petani. Cara-cara tersebut berpotensi untuk dikembangkan seperti penggunaan keong yang dibusukkan sebagai perangkap, pengasapan dari bahan batu bara, tumbuhan mercon,kapur barus, penggunaan tumbuhan ribu-ribu dan cambai. Walang sangit lebih tertarik
untuk datang pada keong-keong yang telah dibusukkan sehingga pengendalian mudah dilaksanakan karena terkonsentrasi pada areal yang sempit. Selain itu pengasapan dengan menggunakan daun tumbuhan mercon ataupun batubara ternyata dapat mengurangi populasi walang sangit. Sedangkan kapur barus, tumbuhan ribu-ribu dan cambai dapat menolak kedatangan walang sangit karena bau yang dipancarkan oleh bahan tersebut sehingga kerusakan padi yang disebabkan walang sangit dapat dihindari. Cara-cara pengendalian tersebut dapat mengurangi kerusakan gabah padi yang disebabkan walang sangit berkisar 15-20%.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa dapat membedakan walng sangit jantan dan betina melalui bagian posterior
2.      Mengetahui sex ratio walang sangit jantan dan betina
II.                TINJAUAN PUSTAKA



Walang sangit (Leptocorixa acuta) tergolong ke dalam famili Alydidae, ordo Hemiptera. Jika diganggu walang sangit akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau (Harahap & Tjahjono, 1989).
Walang sangit adalah salah satu hama utama padi. Hama ini biasanya tertarik pada nyala obor atau lampu. Selain itu, walang sangit juga menyukai bangkai binatang seperti bangkai burung, ketam, dan tikus. Keberadaannya dapat diketahui dengan adanya bau khas yang tersebar. Walang sangit juga dapat menyerang sorgum, tebu, dan gandum. Serangga ini aktif pada pagi dan sore hari, dan dapat terbang sangat jauh pada malam hari (Pracaya, 2007).
Imago walang sangit berwarna coklat, bertubuh langsing, kaki dan antenanya panjang. Walang sangit dewasa pandai terbang dan sering kali beterbangan di sekitar areal persawahan dan kebun. Walang sangit muda berwarna hijau dan tidak beterbangan seperti yang dewasa sehingga sukar dilihat karena menyerupai daun padi. Telur berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat. Telur diletakkan berbaris dan berjumlah 12 – 16 butir. Lama stadium telur adalah 7 hari. Walang sangit  mempunyai lima instar nimfa dan membutuhkan waktu 9 hari. Walang sangit biasanya bertelur pada sore hari atau senja. Umumnya telur diletakkan pada permukaan daun didekat malai yang segera muncul. Tujuannya agar pada waktu telur  menetas, ninfa segera dapat menghisap malai yang masih matang susu. Walang sangit bisa bertelur sekitar 100 butir selama hidupnya. Jarak bertelurnya kira–kira 2 atau 3 hari.Siklus hidup walang sangit sekitar 40 – 48 hari (Pracaya, 2007).



Sebelum tanaman padi ditanam atau  pada saat padi dalam masa vegetatif, imago dapat bertahan hidup pada gulma dan tumbuhan yang ada disekitar sawah. Imago walang sangit  baru mulai pindah setelah tanaman padi berbunga ((Harahap & Tjahjono, 1989).
Nimfa dan imago menghisap bulir padi pada fase matang susu. Serangga ini juga dapat menghisap cairan batang padi. Tidak seperti kepik lain, walang sangit tidak melubangi bulir padi pada waktu menghisap, tetapi menusuk melalui rongga di antara lemma dan palea. Nimfa lebih aktif daripada imago, tetapi imago dapat merusak lebih hebat karena hidupnya yang lebih lama (Harahap & Tjahjono, 1989).
Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi menjadi mengecil tetapi jarang yang menjadi hampa karena walang sangit tidak dapat mengosongkan seluruh isi biji yang sedang tumbuh. Jika bulir yang matang susu tidak tersedia, walang sangit juga masih dapat menyerang atau menghisap bulir padi yang mulai mengeras dengan cara mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat (Harahap & Tjahjono, 1989).
Dalam prosesnya walang sangit mengkontaminasi biji dengan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan biji berubah warna dan rapuh. Kerusakan dalam fase ini lebih bersifat kualitatif. Pada proses penggilingan, bulir-bulir padi akan rapuh dan mudah patah. Walang sangit juga bisa menjadi vektor patogen  Helminthosporium oryzae (Harahap & Tjahjono, 1989).
Walang sangit bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris. Telur berwarna hitam, berbentuk segi enam dan pipih. Satu kelompok telur terdiri dari 1-21 butir, lama periode telur rata- rata 5,2 hari (Siwi et al., 1981).



Nimfa berukuran lebih kecil dari dewasa dan tidak bersayap. Lama periode nimfa
rata-rata 17,1 hari. Pada umumnya nimfa berwarna hijau muda dan menjadi coklat
kekuning-kuningan pada bagian abdomen dan sayap coklat saat dewasa. Walaupun demikian warna walang sangit ini lebih ditentukan oleh makanan pada periode nimfa. Bagian ventral abdomen walang sangit berwarna coklat kekuning-kuningan jika dipelihara pada padi, tetapi hijau keputihan bila dipelihara pada rumput-rumputan (Goot, 1949 dalam Suharto dan Siwi, 1991).

Serangga dewasa berbentuk ramping dan berwarna coklat, berukuran panjang
sekitar 14-17 mm dan lebar 3-4 mm dengan tungkai dan antenna yang panjang.
Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1:1. Setelah menjadi imago  serangga ini baru dapat kawin setelah 4-6 hari, dengan masa pra peneluran 8,1 dan daur hidup walang sangit antara 32-43 hari. Lama periode bertelur rata-rata 57 hari (berkisan antara 6-108 hari, sedangkan serangga dapat hidup selama rata-rata 80 hari (antara 16-134 hari)(Siwi et al.,1981).



III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan
Jantan



























25 ekor

Betina



























25 ekor
Ratio jantan:betina
25:25=
1:1


B.     Pembahasan
Walang sangit dewasa meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Pada tanaman padi daun bendera lebih disukai. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.
Nimpa setelah menetas bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak susu, bulir yang sudah keras tidak disukai. Nimpa ini aktif bergerak untuk mencari bulir baru yang cocok sebagai makanannya. Nimpa-nimpa dan dewasa pada siang hari yang panas bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.
Pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen. Banyaknya generasi dalam satu hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi perkembangan hama walang sangit.
Di alam hama walang sangit diketahui diserang oleh dua jenis parasitoid telur yaitu Gryon nixoni Mesner dan O. malayensis Ferr. Parasitasi kedua parasitoid ini di lapangan dibawah 50%. Pengamatan yang dilakukan pada tahun 1997 dan 2000 pada beberapa daerah di Jawa Barat menunjukkan parasitoid G. nixoni lebih dominan dibandingkan dengan parasitoid O. malayensis. Parasitoid O. malayensis hanya ditemukan pada daerah pertanaman padi di daerah agak pegunungan dimana disamping pertanaman padi banyak ditanaman palawija seperti kedelai atau kacang panjang O. malayensis selain menyerang telur walang sangit juga menyerang telur hama Riptortus linearis dan Nezara viridula yang merupakan hama utama tanaman kedelai. Berbagai jenis laba-laba dan jenis belalang famili Gryllidae dan Tettigonidae menjadi predator hama walang sangit. Jamur Beauveria sp juga merupakan musuh alami walang sangit. Jamur ini menyerang stadia nimpa dan dewasa.
Pengendalian secara kultur teknik
Sampai sekarang belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit. Berdasarkan cara hidup walang sangit, tanam serempak dalam satu hamparan merupakan cara pengendalian yang sangat dianjurkan. Setelah ada tanaman padi berbunga walang sangit akan segera pindah dari rumput-rumputan atau tanaman sekitar sawah ke pertanaman padi yang pertama kali berbunga. Sehingga jika pertanaman tidak serempak pertanaman yang berbunga paling awal akan diserang lebih dahulu dan tempat berkembang biak . Pertanaman yang paling lambat tanam akan mendapatkan serangan yang relatif lebih berat karena walang sangit sudah berkembang biak pada pertanaman yang berbunga lebih dahulu. Dianjurkan beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5 bulan.
Plot-plot kecil ditanam lebih awal dari pertanaman sekitarnya dapat digunakan sebagai tanaman perangkap. Setelah tanaman perangkap berbunga walang sangit akan tertarik pada plot tanaman perangkan dan dilakukan pemberantasan sehingga pertanaman utama relatif berkurang populasi walang sangitnya.
Pengendalian secara biologis
Potensi agens hayati pengendali hama walang sangit masih sangat sedikit diteliti. Beberapa penelitian telah dilakukan terutama pemanfaatan parasitoid dan jamur masih skala rumah kasa atau semi lapang. Parasitoid yang mulai diteliti adalah O. malayensis sedangkan jenis jamurnya adalan Beauveria sp dan Metharizum sp.
Pengendalian dengan menggunakan perilaku serangga
Walang sangit tertarik oleh senyawa (bebauan) yang dikandung tanaman Lycopodium sp dan Ceratophylum sp. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menarik hama walang sangit dan kemudian secara fisik dimatikan. Bau bangkai binatang terutama bangkai kepiting juga efektif untuk menarik hama walang sangit.
Pengendalian kimiawi
Pengendalian kimiawi dilakukan pada padi setelah berbunga sampai masak susu, ambang kendali untuk walang sangit adalah enam ekor /m2. Banyak insektisida yang cukup efektif terutama yang berbentuk cair atau tepung sedangkan yang berbentuk granula tidak dapat dianjurkan untuk mengendalikan walang sangit. Insektida anjuran untuk tanaman padi yang cukup efektif terhadap walang sangit adalah BPMC dan MIPC.
Salah satu hama serangga penting di lahan lebak adalah walang sangit (Leptocorisa oratorius F,Coreidae, Hemiptera), dimana hama ini hampir menyerang pertanaman padi hampir disetiap musim. Hama ini menyerang pertanaman padi setelah padi berbunga. Bulir padi ditusuk dengan rostrumnya, kemudian cairan bulir tersebut diisap (Domingo et al., 1982). Akibat serangan hama ini pertumbuhan bulir padi kurang sempurna, biji/bulir tidak terisi penuh ataupun hampa sama sekali. Dengan demikian dapat mengakibat kanpenurunan kualitas maupun kuantitas hasil.
Walang sangit (L. oratorius L) adalah hama yang menyerang tanaman padi setelah berbunga dengan cara menghisap cairan bulir padi menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Penyebaran hama ini cukup luas.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Diduga bahwa populasi 100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai 25%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa  serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%
Kwalitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah.
Tanaman inang alternatif hama walang sangit adalah tanaman rumput-rumputan antara lain: Panicum spp; Andropogon sorgum; Digitaria consanguinaria; Eleusine coracoma; Setaria italica; Cyperus polystachys, Paspalum spp; dan Pennisetum typhoideum.
Gejala Serangan  dan Kerusakan yang Ditimbulkan
Nimfa dan imago menghisap bulir padi pada fase matang susu. Serangga ini juga dapat menghisap cairan batang padi. Tidak seperti kepik lain, walang sangit tidak melubangi bulir padi pada waktu menghisap, tetapi menusuk melalui rongga di antara lemma dan palea. Nimfa lebih aktif daripada imago, tetapi imago dapat merusak lebih hebat karena hidupnya yang lebih lama.
Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi menjadi mengecil tetapi jarang yang menjadi hampa karena walang sangit tidak dapat mengosongkan seluruh isi biji yang sedang tumbuh. Jika bulir yang matang susu tidak tersedia, walang sangit juga masih dapat menyerang atau menghisap bulir padi yang mulai mengeras dengan cara mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
Dalam prosesnya walang sangit mengkontaminasi biji dengan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan biji berubah warna dan rapuh. Kerusakan dalam fase ini lebih bersifat kualitatif. Pada proses penggilingan, bulir-bulir padi akan rapuh dan mudah patah. Walang sangit juga bisa menjadi vektor patogen  Helminthosporium oryzae.
Seks ratio ,erupkan perbandingan antara kelahiran jumlah jantan disbanding denan jumlah betina. Pada praktikum ini dicari seks ratio dari hama walang sangit. Dari 50 ekor walang sangit yang diamati, terdapat 25 jantan dan 25 betina. Sehingga seks ratio dari walang sangit ini adalah 25:25 atau 1:1.

IV.             KESIMPULAN


Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Walang sangit biasa ditemukan pada tanaman padi, tetapi terdapat inang alternative berupa rumput-rumputan
2.      Gejala yang ditimbulkan dari serangan walang sangit yaitu hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi menjadi mengecil tetapi jarang yang menjadi hampa
3.      Seks ratio walang sangit pada praktikum ini adalah 25:25=1:1
DAFTAR PUSTAKA


Pracaya. 1997. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Siwi, S.S., A. Yassin and Dandi Sukarna. 1981. Slender rice bugs and its ecology and economic threshold. Syiposium on Pest Ecology snd Pest Management, Bogor Nov 30-Dec 2 1981.
Suharto, H. dan D.S.Damardjati. 1988. Pengaruh waktu serangan walang sangit terhadap hasil dan mutu hasil padi IR 36. Reflektor 1(2) : p 25-28.
Tjahjono, Harahap.1989. Dasar-Dasar Serangga. Bagian Ilmu Hama Tanaman Pertanian. IPB. Bogor.

1 komentar: