ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Rabu, 20 Juni 2012

laporan DDIT penetapan kadar air tanah












I.                  PENDAHULUAN


I.1  Latar Belakang

Dalam bidang pertanian tanah mempunyai peranan yang sangat penting, diantaranya adalah sebagai tempat penyimpanan air yang nantinya akan dimanfaatkan oleh mahkluk hidup yang ada disekitar tanah tersebut.
Tanah terdiri dari 3 fase yaitu : Padat, Cair dan Gas. Fase cair adalah tanah mengisi sebagian atau keseluruhan ruang kosong diantara zara-zarah padat serta proses kohesi air.

Air yang tertahan dapat dijumpai dalam pori-pori mikro ataupun selaput-selaput yang ada disekitar zarah-zarah padat tanah, sedangkan air yang tidak tertahan mengisi pori-pori makro dan kemudian meresap kebawah karena adanya gaya gravitasi bumi.
Didalam tanah, air dibedakan menjadi :
  1. Air gravitasi, yaitu air yang tidak dapat ditahan oleh tanah tetapi meresap kedalam tanah karena adanya gaya gravitasi bumi.
  2. Air kapiler, yaitu air yang ditahan oleh tanah dan biasanya merupakan suatu lapisan yang ada didekat zarah-zarah padat tanah dan didalam ruang-ruang kapiler.
  3. Air higroskopik, yaitu air yang terjerap oleh zarah-zarah padat tanah dan merupakan selaput tipis yang tertahan kuat, sehingga tidak mudah menguap kedalam air biasa. Air higroskopik tidak dapat diserap oleh tanaman.
Untuk mengetahui keadaan air tanah dalam hubunganya dengan pertumbuhan tanaman maka kita perlu menetapkan kadar air tanah, dan beberapa keadaan seperti :
  • Kadar air total, yaitu kadar air yang diperoleh dengan pengeringan tanah kering udara didalam oven pada suhu 105C sehingga bobotnya tetap.
  • Kapasitas lapang, yaitu jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah kelebihan air gravitasi meresap kebawah karena gaya gravitasi.
  • Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah pada saat tanaman yang ditanam diatasnya mengalami mengalami layu permanen dan sulit disembuhkan kembali walaupun kemudian diberikan air yang cukup. Selisih antara kapasitas lapang dan titk layu permanen disebut air tersedia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah air tersedia :
-          faktor tanah, yaitu daya hisap, kedalaman dan pelapisan tanah.
-          faktor tumbuhan, yaitu bentuk perakaran, daya tahan terhadap kekeringan, tingkat dan stadia pertumbuhan.
-           Faktor iklim, yaitu temperatur, kelembaban dan kecepatan angin.



1.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.            Menentukan tekstur tanah berdasarkan partikel tanah
2.            Menentukan kadar air tanah









II.               METODE PERCOBAAN

2.1  Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunaklan dalam percobaan ini adalah :
a. Penetapan Kadar Air Total
         * tanah
         * oven
* neraca ohaus
* eksikator
* botol timbang tertutup
b. Penetapan Tekstur di Laboratorium (metode Gravimetrik)
* tanah kering udara                  * larutan calgon
* air destilata                              * amil alkohol
* gelas piala                                * milk shaker
* silinder sedimentasi                 * pengocok
* hidrometer                               * stop watch
c. penetapan Tekstur di Lapang
* contoh tanah
* air
* tabel kelas tekstur

2.2 Cara Kerja

A. Penetapan kadar air total
- memasukkan 5 gr tanah ke dalam botol timbang
- menimbang botol timbang beserta isinya
- mengeringkan contoh tanah dengan oven pada suhu 105C selama 24 jam
- mendingankan botol timbang dan isinya dengan eksikator sampai suhu  kamar
- menghitung persentase kadar air berdasrkan bobot tanah kering oven

B. Penetapan tekstur di Laboratorium
- menimbang 50 gr tanah kering udara
- memasukkan tanah kedalam gelas piala 400 ml dan menambahkan 50 ml 1,5% larutan calgon secukupnya
- menambahkan ±300  air destilata
- mengaduk ke dalam milk shaker selama 5 menit
- menuangkan secara kuantitaif semua isinya kedalam silinder sedimentasi 1000 ml
- menambahnkan air ke dalam silinder sedimentasi hingga batas 1000 ml
- menyimpan di dalam silinder sedimentasi selama 20 – 24 jam
- mengocok tabung dengan menggunakan pengocok
- memasukkan hydrometer selama 40 detik kedalam tabung, dan mencatat suhunya
- mencatat untuk selang waktu 40 dan 120 detik, dan menghitung persentase pasir, debu, dan liat

C. Penetapan tekstur di Lapang
- mengambil sedikit massa tanah kering lembab, kemudian memijitnya dengan ibu jari dan telunjuk hingga membentuk bola lembab
- menggulung-gulung sambil melit daya tahanya terhadap tekanan dan melihat kelekatan massa tanah sewaktu ibu jari dan telunjuk direnggangkan
- menetukan tekstur berdasarkan licin dan kasarnya permikaan tanah.






















III.           HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan kadar air total
Jenis Tanah

Bobot

KA

1
2
3

1.GM





2.TB



* Cawan Kecil   = 15,545
* Cawan GM      = 78,406 g
* Total Cawan
= 93,951
* Cawan Kecil
= 15,545 g
* Cawan TB
= 78,406 g
* Total Cawan
= 93,951 g

  

93,951 + 5,034            = 98,985



93,951 g +
5,034 g
= 4,631 g
95,814 g –
93,951 g
= 1,063 g






98,586  g– 93,951 g
= 4,631

 46,75%





8,61 %



Hasil pengamatan tekstur di lapang
Jenis Tanah
Rasa dan Sifat Tanah
Tekstur Tanah
1. GM




2. TB
* Rasa kasar agak jelas
* Pembentukan bola tanah          membentuk bola agak kasar

* sifat tanah melekat
* Rasa licin                           * Pembentukan bola secara  terus-menerus dan membentuk pita
* Saifat tanah melekat
Lempung berpasir




Lempung berdebu


Hasil pengamatn tekstur di laboratorium
Jenis Tnah

Persentase %

Tekstur

Pasir
Debu
Liat

TB
GM
14,98 %
11,91 %
2 %
2,56 %
83,53 %
87,52 %
Liat
Liat






3.2 Pembahasan
Reaksi – reaksi kimia di dalam tanah hanya akan terjadi apabila terdapat air. Dalam hal pengolahan tanah, air tanah juga berfungsi untuk mempermudah dalam mengolah tanah, mengendalikan perubahan suhu, dan apabila menggenang dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Beberapa cara yang digunakan untuk menentukan kadar air tanah, antara lain ; cara gravimetrik, tegangan dan hisapan, hambatan listrik, dan cara pembauran neutron.

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh kadar air Taman Bogo sebesar 8,61 % sedangklan pada Gedong Meneng sebesar 46,75 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar air Taman Bogo lebih sedikit jika dibandingkan kadar air Gedong Meneng.

Pada Taman Bogo diperoleh % debu + liat = 85,02 %, % liat = 83,02 %,  % debu = 2 %, dan % pasir = 14,98%. Sehingga apabila dilihat berdasarkan segitiga tekstur (USDA), maka tanah tersebut termasuk tanah berliat. Sedangkan pada tanah Gedong Meneng diperoleh % dedu + liat = 88,09 %, % liat = 87,53 %, % debu = 0,56 %, dan % pasir = 1,91 %.








IV.           KESIMPULAN


1. Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh kadar air Taman Bogo sebesar 8,61 % sedangklan pada Gedong Meneng sebesar 46,75 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kadar air Taman Bogo lebih sedikit jika dibandingkan kadar air Gedong Meneng.


2. Pada Taman Bogo diperoleh % debu + liat = 85,02 %, % liat = 83,02 %,  % debu = 2 %, dan % pasir = 14,98%. Sehingga apabila dilihat berdasarkan segitiga tekstur (USDA), maka tanah tersebut termasuk tanah berliat. Sedangkan pada tanah Gedong Meneng diperoleh % dedu + liat = 88,09 %, % liat = 87,53 %, % debu = 0,56 %, dan % pasir = 1,91 %.











LAMPIRAN










PERHITUNGAN


KA % =

  • Taman Bogo
KA % =

            =

            =

            = 8,61 %


  • Gedong Meneng
KA %  =

                        =

            =

            = 46,75 %


FK = 0,36 (T – 20)
      = 0,36 (28 – 20)
      = 2,88


MP (TB)         =                       MP (GM)        =

                        =                                         =

                        = 4,88                                                  = 3,61


Persentase (%) TB
% debu + liat   =

                        =

                        = 85,02 %



% liat               =

                        =

                        = 83,02 %



% debu            = (% debu + liat) - % liat

                        = 85,02 % - 83,02 %

                        = 2 %


% pasir            = 100 % - (% debu + liat)

                        = 100 % - 85,02 %

                        = 14,98 %

Persentase (%) GM
% debu + liat   =

                        =

                        = 88,09 %


% liat   =

                        =

                        = 87,53 %


% debu            = (% debu + liat) - % liat

                        = (88,09 %) – 87,53 %

                        = 0,56 %


% pasir            = 100 % - (% debu + liat)

                        = 100 % - 88,09 %

                        = 11,91 %




Jawaban Pertanyaan

1.Karena dari tekstur tanah dapat diketahui tanah yang mengandung relatif banyak fraksi-fraksi halus dan kasar berat sehingga jika dibandingkan tanah bertekstur kasar dapat menentukan tekstur tanah yang mana dapat mudah diolah atau sulit diolah.

2. Lempung Berdebu

                       




DAFTAR PUSTAKA




Darmawijaya, M. Isa. Dr. Ir. 1992. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta.

Foth. D. Henry. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta


Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. Rajawali Press : Jakarta

Tim Penyusun DDIT. 2008. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
            Universitas Lampung : Bandar Lampung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar