ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Selasa, 05 Juni 2012

laporan PEMBIBITAN GAMAL (Gliricidia sepium Jacq.)





LAPORAN PRAKTIKUM
MK PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN (AGT 303)
SEMESTER GANJIL 2011/2012


PEMBIBITAN GAMAL (Gliricidia sepium Jacq.)



Oleh
Kelompok 2
1.      Alis Saputra                           0914013067
2.      Angelinar Siringo-ringo        0914013073 
3.      Angga Sukowardana                        0914013074 
4.      Darso Waluyo                        0914013084 
5.      Dian Mahdarrini                   0914013088 
6.      Ezed Qyoko W.P.                  0914013096 



 











PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011



KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirrobbil alamin, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum “Pembibitan Gamal”.

Adapun penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara pembibitan gamal, pengaruh pemberian pupuk dosis tertentu terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, perbandingan hasil pembibitan gamal pada masing-masing ulangan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan erkembangan gamal tersebut.

Kami menyampaikan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan (AGT 303), Dr. Maria Viva Rini, Ir. Sugiatno, dan Ir. Azlina Heryati Bakrie,M.S., yang telah membimbing kami dalam kuliah dan praktikum mata kuliah ini hingga laporan ini selesai dibuat. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan raktikum ini.

Kepada para pembaca diharapkan juga saran dan kritiknya yang membangun agar dapat lebih baik kedepannya. Semoga laporan praktikum ini bermanfaatb tidak hanya bagi praktikan tetapi juga masyarakat luas.

Bandar Lampung, Januari 2012


Penulis




I. PENDAHULUAN


I.I. Latar Belakang

Gliricidia sepium adalah tanaman yang bermanfaat untuk penaungan berbagai tanaman perkebunan, tanaman ini  cepat tumbuh pohon disukai oleh petani untuk pagar hidup, bahan bakar, pakan ternak, pupuk hijau, teduh, dukungan untuk tanaman, dan pengendalian erosi. Nama umum meliputi madre de kakao, mata Raton, palo de Hierro, cocoite (Amerika Tengah), kakawati (Filipina), gamal (Indonesia), tetap cepat (Jamaika) dan glirisidia. Gliricidia sepium tidak identik dengan G. maculata, sebuah spesies yang terkait erat tapi tidak terlalu berguna. Gliricidia sepium (Jacq.) steud (Gliricidia maculata Syn. H.B.K) adalah cepat tumbuh, tropis, polongan pohon.

Tanaman gamal telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai keperluan. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat atau kopi. Sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam dan ubi jalar. Yang lebih umum digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica). Biji, pepagan, daun dan akarnya dapat digunakan sebagai rodentisida dan pestisida setelah terlebih dahulu dilakukan fermentasi. Bunganya digunakan oleh lebah sebagai sumber nutrisi dan zat gula dalam pembuatan madu lebah.

Meskipun Gamal dapat diperbanyak dengan biji, tapi kami lebih sering menggunakan setek batang dalam usaha mengembangbiakan gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji gamal. Di berbagai tempat yang kami temui, jarang pohon gamal yang dapat tumbuh sampai besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan gamal sudah secara berkala di panen daun dan batangnya, jarang yang dapat tumbuh sampai berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih mudah dan lebih cepat daripada melalui biji. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40 cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara  40 -50cm  sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan.

Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. G. sepium merupakan tanaman yang cocok untuk tanah asam dan marginal seperti diutarakan oleh Szott et al. (1991).

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembibitan tanaman gamal
  2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai pengaruh perlakuan pemberian pupuk yang berbeda pada pembibitan gamal
  3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat tanaman gamal untuk tanaman perkebunan






II. TINJAUAN PUSTAKA


Gliricidia merupakan jenis multiguna. Pada daerah tropika, digunakan sebagai pagar hidup. Kemampuannya bertunas setelah dipangkas cocok untuk pakan ternak, kayu bakar dan tiang. Pada kondisi di bawah optimal, produksi biomas mencapai 12 ton berat kering per hektar per tahun. Merupakan jenis pengikat nitrogen,  daunnya dapat digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau sehingga cocok untuk agroforestry. Nama “ibu kokoa” muncul karena sering digunakan sebagai peneduh coklat, kopi dan teh. Kayunya keras dan awet, berat jenis 0,5-0,8g/cm3. Nilai kalorinya 4.900 kkal/kg.
(Hanum dan van der Maesen, 1997).

Batang tanaman gamal adalah tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun. Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat. Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak (Amara dan Kamara, 1998)

Gamal dapat dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil seperti kambing dan domba (Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 110/92, 1992). Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar, arang atau sebagai bahan bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pelindung, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu sebab mengapa Gamal cepat populer adalah resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di berbagai belahan dunia tropis (FAO, 1998).

Meskipun Gamal dapat diperbanyak dengan biji, tapi kami lebih sering menggunakan setek batang dalam usaha mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal.Di berbagai tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang dapat tumbuh sampai besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara berkala di panen daun dan batangnya, jarang yang dapat tumbuh sampai berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih mudah dan lebih cepat daripada melalui biji. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. G. sepium merupakan tanaman yang cocok untuk tanah asam dan marginal seperti diutarakan oleh Szott et al. (1991). Lebih lanjut, Whiteman et al. (1986) menilai Gamal beradaptasi dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah seperti di Australia. Sayangnya, pada tanah yang mengandung saturasi Alumunium cukup tinggi seperti beberapa daerah di Indonesia, Gamal tumbuh kurang baik dan memiliki tingkat tahan hidup yang rendah (Direktorat Jenderal Peternakan,1999).

Benih kuning ke coklat warna dengan 4.500 untuk 11.000 / kg. Di bawah kondisi penyimpanan optimum-6 sampai 10% kadar air pada 4 °. C-benih tetap layak selama lebih dari 10 tahun Pada kadar air 50% dan 17 ° C benih dapat disimpan selama satu tahun(Allison & Simons 1996).

Biji ditanam tanpa pra-pengobatan secara langsung ke dalam wadah pembibitan. Praktek pembibitan standar manajemen yang direkomendasikan. Bibit siap untuk tanam setelah 2 sampai 3 bulan di pembibitan pada ketinggian 30 cm. Penanaman langsung mungkin dengan 2 sampai 3 biji per posisi tanam pada kedalaman 1 sampai 2 cm. Persiapan lokasi diperlukan untuk mengurangi kompetisi. Penanaman langsung dan operasi transplantasi harus bertepatan dengan musim hujan. Bibit yang peka terhadap persaingan. Pengendalian gulma secara teratur harus dilakukan sampai pohon ditetapkan.(Hensleigh dan Holaway 1988).















III. BAHAN DAN METODE


III.1. Tempat dan Waktu Praktikum

Tempat yang digunakan dalam praktikum pembibitan gamal adalah di samping gedung  Laboratorium  Agronomi dan Laboratorium Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Waktu kegiatan praktikum ini adalah jam  praktikum Produksi Tanaman Perkebunan yaitu pukul 10.00-12.00 Wib,  yang diselenggarakan  setiap minggunya antara tanggal 19 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 7 Desember 2011.

III.2. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pembibitan gamal adalah 4 buah polibag ukuran besar,  cangkul, alat  tulis, penggaris atau meteran. Bahan yang digunakan dalam praktikum pembibitan gamal adalah tanah subur yang diambil disekitar gedung Laboratorium Agronomi, pupuk NPK Mutiara perbandingan 15:15:15, batang gamal sebagai bibit yang dipotog  pendek 40-50 cm sebanyak 4 batang.

III.3. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pembibitan gamal dengan perlakuan pemberian dosis pupuk yang berbeda yaitu
  1. perlakuan pemberian kontrol (0 gram pupuk NPK), 2,5 g NPK, 5 g NPK, dan  7,5 g NPK (pemberian pupuk dilakukan dengan dua kali aplikasi)..
  2. Dibuat 7 kelompok ulangan dengan perlakuan pupuk sama.
  3. Dilakukan pengamatan denagn peubah yang telah ditentukan.
  4. Ditabulasikan data dari setiap ulangan pelakuan dari semua kelompok

III.4. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam praktikum pembibitan gamal adalah jumlah tunas, panjang tunas (cm), jumlah daun, panjang daun (cm), dan jumlah anak.



























IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1. Hasil Pengamatan

a.        Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Jumlah Tunas
Perlakuan
Jumlah Tunas per Setek Gamal
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST

··························· Tunas ···························
0 g NPK
3.4
4.0
4.0
6.0
5 g NPK
3.6
4.6
5.0
5.2
10 g NPK
3.2
3.8
4.2
5.0
15 g NPK
3.2
3.6
4.3
4.8

b.        Grafik pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tunas setek gamal
c.         Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Panjang Tunas

Perlakuan
Panjang Tunas Setek Gamal(cm)
3 MST
5 MST
7 MST
9 MST

····························· cm ·····························
0 g NPK
6.1
15.3
25.9
49.7
5 g NPK
12.7
20.4
29.8
42.8
10 g NPK
10.5
20.2
27.5
36.4
15 g NPK
7.3
17.2
23.8
31.6


d.        Grafik pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tunas setek gamal

e.         Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Jumlah Daun

Perlakuan
                                                         Jumlah Daun per Setek Gamal(daun)




3 MST
5 MST
7 MST
9 MST





0 g NPK
3.7
7.1
9.2
13.0
5 g NPK
5.9
7.7
10.5
12.0
10 gNPK
6.3
8.4
10.6
13.2
15 gNPK
3.7
6.0
8.8
11.0


f.         Grafik pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun setek gamal


g.        Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Panjang Daun

Perlakuan
Panjang Daun Setek Gamal(cm)




3 MST
5 MST
7 MST
9 MST





0 g NPK
3.4
9.7
11.8
19.3
5 g NPK
4.4
8.1
13.5
21.3
10 g NPK
6.0
11.7
16.0
18.3
15 g NPK
5.5
12.0
19.8
17.4


h.        Grafik dosis pupuk NPK terhadap panjang daun


i.          Tabel Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Jumlah Anak Daun Setek Gamal

Perlakuan
Jumlah Anak Daun per Setek Gamal

3 MST
5 MST
7 MST
9 MST

························ Anak Daun ····················



0 g NPK
2.0
5.6
6.1
9.4
5 g NPK
6.0
8.5
9.8
10.2
10 g NPK
2.3
4.6
7.4
8.6
15 g NPK
4.8
7.4
8.5
11.5

j.          Grafik Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap Jumlah Anak Daun Setek Gamal
IV.2. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan gamal yang telah dilakukan diperoleh data dari empat perlakuan yang masing-masing memiliki tujuh ulangan. Empat perlakuan tersebut yaitu perlakuan pemberian kontrol (0 gram pupuk NPK), 5 g NPK, 10 g NPK, dan  15 g NPK.

Pada pengamatan diminggu terakhir atau minggu ke-9 setelah tanam, jumlah tunas, angka tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol atau tanpa diberikan pupuk dan terendah pada perlakuan 15 g NPK, pada pengamatan panjang tunas angka tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol dan terendah pada perlakuan 15 g NPK, pada pengamatan jumlah daun angka tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol dan 10 g NPK dan terendah pada perlakuan 15 g NPK, pada pengamatan panjang daun angka teringgi pada perlakuan control dan terendah pada perlakuan 15 g NPK, dan untuk pengamatan jumlah anak daun setek gamal angka tertinggi terjadi pada 15 g NPK dan terendah pada erlakuan kontrol.

Berdasarkan data yang telah diperoleh maka tidak dapat diasumsikan bahwa semakin banyak atau semakin besar dosis pupk yang diberikan akan sebanding dengan peningkatan pertumbuhan yang terjadi pada gamal tersebut. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor biologi dan lingkungan yang mempengaruhinya. Misalnya kesuburan tanah, suhu, kelembaban, curah hujan, hama, dan penyakit.

Perbanyakan Gliricidia dapat dengan mudah dilakukan dengan mengecambahkan bijinya atau dengan stek. Untuk tujuan penanaman di lahan-lahan terdegradasi, pertumbuhan Gliricidia sepium dapat distimulasi dengan menginokulasi Bradyrhizobium dan pemupukan.

Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya dapat digunakan sebagai kayu bakar, arang atau sebagai bahan bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam, dan ubi jalar.

Manfaat lain dari gamal yang lebih umum yaitu digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pelindung, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang.























V. KESIMPULAN


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.        Manfaat gamal yaitu untuk pagar hidup, bahan bakar, pakan ternak, pupuk hijau, teduh, dukungan untuk tanaman, dan pengendalian erosi.
2.        Jumlah tunas banyak terjadi pada perlakuan kontrol atau tanpa diberikan pupuk dan terendah pada perlakuan 15 g NPK.
3.        Panjang tunas tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol dan terendah pada perlakuan 15 g NPK.
4.        Jumlah daun terbanyak terjadi pada perlakuan kontrol dan 10 g NPK dan terendah pada perlakuan 15 g NPK.
5.        Panjang daun teringgi pada perlakuan control dan terendah pada perlakuan 15 g NPK.
6.        Jumlah anak daun setek gamal angka tertinggi terjadi pada 15 g NPK dan terendah pada perlakuan kontrol
7.        Banyaknya dosis gpupuk NPK yang diberikan pada gamal tidak berbending lurus dengan peningkatan pertumbuhannya.
8.        Faktor biologis dan lingkungan turut mempengaruhi kondisi dan pertumbuhan gamal.










DAFTAR PUSTAKA


Amara, D.S. and A. Y. Kamara. 1998. Growth and Yield of Gliricidia sepium (Jacq.) Wa

Hanum, I.F. and L.J.G. van der Maesen. 1997. Auxiliary Plants. Plant Resources of South-East Asia, No 11. Backhuys Publishers, Leiden
Jurnal Informasi Singkat Benih, Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, Desember 2002
Forage Tree Legumes in Tropical Agriculture, FAO 1998
Legum Pohon Gamal. Direktorat Jenderal Peternakan 1999. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Hijauan. Kerjasama Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat Bina Produksi dan JICA
Simons, A.J. 1996 Ekologi dan biologi reproduksi. hal.19-31. Dalam: J. L. Stewart, G.E.Allison, dan A.J. Simons. 
Hensleigh, T.E. dan B.K. Holoway. 1988. Agrofroestry spesies untuk Filipina. Korps Perdamaian Amerika Serikat, Washington DC. 404 hal






















LAMPIRAN




1 komentar:

  1. mana yang lebih cpt tumbuh n berkembang, gamal yang diberi pupuk kandang atau gamal yang diberi pupuk urea??

    BalasHapus