ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Selasa, 05 Juni 2012

AGROEKOSISTEM GULMA-TANAMAN (Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma di Perkebunan)

I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan lingkungan merupakan sistem yang komplek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut. Faktor-faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik terdiri atas tanah,air,udara,,kelembaban udara, angin, cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Kondisi ekosistem pada lahan perkebunan pada lahan pembibitan, tanaman yang belum menghasilkan, dan tanaman yang sudah menghasilkan sangat jauh berbeda. Perbedaaan agroekosistem tersebut disebabkan karena adanya perbedaan agroklimat atau iklim mikro pada lahan tersebut. Kondisi yang berbeda pada setiap agroekosistem akan menentukan corak pertumbuhan gulma pada lahan tersebut, baik dilihat dari jenis gulma yang tumbuh maupun tingkat dominansinya. Akibat adanya perbedaan corak pertumbuhan gulma tersebut maka kebijakan pengelolaan gulma harus bersifat spesifik lokasi atau tidak disamaratakan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa dapat mengaitkan perbedaan komponen penyusun agroekosistem yang ada dengan kondisi pertumbuhan gulma.
II. TINJAUAN PUSTAKA


Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya (Sebayang, 2005).
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dan atau sandang. Untuk menunjang pemanfaatan tersebut setiap agroekosistem, mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung sifat ekologis ekosistem yang ada. Namun dalam penanganannya, pengembangan suatu sumber daya alam harus didekati secara komprehensif sehingga harus menekankan pada hubungan satu sama lain antara pengaruh suatu sumberdaya alam terhadap sumberdaya lain (Anonim, 2010).
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dalam pengelolaan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan yang tumbuh di ekosistem. Penutupan tersebut dapat dilihat dengan metode perhitungan menggunakan analisis vegetasi.


 

 



Konsepsi dan  metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Misalnya apakah ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, apakah untuk evaluasi hasil suatu pengendalian gulma. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah misalnya, digunakan metode garis (line intersept), untuk pengamatan sebuah contoh petak dengan vegetai “tumbuh menjalar” (cpeeping) digunakan metode titik (point intercept) dan untuk suatu survei daerah yang luas dan tidak tersedia cukup waktu, estimasi visual (visual estimation) mungkin dapat digunakan oleh peneliti yang sudah berpengalaman. Juga harus diperhatikan keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja/keadaan, seperti peta lokasi yang bisa dicapai, waktu yang tersedia, dan lain sebagainya; semuanya untuk memperoleh efisiensi (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).
Pengamatan gulma dilakukan dengan analisis vegetasi untuk penentuan nilai NJD atau SDR (Nisbah Jumlah Dominasi) dengan perhitungan analisis vegetasi(Tjitrosoedirdjo et al. 1984).
Dalam mengidentifikasi gulma dapat ditempuh satu atau kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara ini: 1) Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium. 2) Konsultasi langsung, dengan para ahli di bidang yang bersangkutan. 3) Mencari sendiri melalui kunci identifikasi. 4) Membandingkannya dengan determinasi yang ada. 5) Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia (Tjitrosoedirdjo, dkk., 1984).




III.           BAHAN DAN METODE

A. Alat dan bahan
Alat yang digunakan antara lain Lux meter, higrometer,termometer tanah dan termometer udara.
Bahan yang digunakan adalah lahan pengamatan disamping lapangan sepak bola Unila.

B. Metode
Adapun metode kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Disiapkan peralatan yang diperlukan dan dilakukan kaliberasi alat
2.      Dilakukan pengukuran dalam waktu yang bersamaan pada lokasi tang ternaungi dan terbuka pada setiap pengamatan
3.      Dilakuakn sebanyak tiga ulangan pada setiap pengamatan agroekosistem
4.      Diidentifikasi gulma yang tumbuh pada setiap agroekosistem dan ditentukan penutupan gulmanya dengan metode kuadrat.
5.      Dicatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan



 


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Jenis Pengamatan
Lahan Ternaungi
Lahan terbuka
Ulangan
Ulangan
1
2
3
1
2
3
Komponen Agroekosistem






1. Suhu Udara
320C
320C
330C
330C
320C
340C
2. Kelembaban Udara
68%
68%
67%
76%
75%
71%
3. Suhu Tanah
250C
250C
250C
250C
260C
280C
4. Intensitas Cahaya
0,22
0,46
0,53
60,3
49
35
5. Tanaman Pokok
akasia
akasia
akasia
-
-
-

Komponen Gulma
Lahan Ternaungi
Lahan terbuka
% Penutupan
% Penutupan
Jenis Gulma
1
2
3
1
2
3
1. Asystasia gangetica
31,5
4,25
39
31,5
-
11
2. Paspalum conjugatum
10,5
72,25
-
40,5
14,25
-
3. Lamtoro
17,5
8,5
3
-
-
5,5
4. Akasia
3,5
-
-
-
-
-
5. Mimosa pudica
-
-
9
4,5
4,75
19,25
6. Cyperus rotundus
-
-
-
13,5
-
-
7. Eleusine indica
-
-
9
-
4,75
-
8. Axonopus compressus
 -
-
-
-
71,25
8,25
9. Boreria alata
7
-
-
-
-
11
Total %Penutupan Gulma
70%
85%
60%
90%
95%
55%


Perhitungan SDR Pada kedua agroekosistem (terbuka dan Ternaungi)
DM                             Asystasia gangetica      =  dominansi semua ulangan
                                                =    31,5 + 4,25 + 39 + 31,5 + 0 + 11                                                                          =    117,25
DM  Paspalum conjugatum    = dominansi semua ulangan                                                                                        =    10,5 + 72,25 + 0 + 40,5 + 14,25 + 0
                                                =    137,5
DM Lamtoro                           = dominansi semua ulangan
                                                =    17,5 + 8,5 + 3 + 0 + 0 + 5,5        
                                                =    34,5
DM Akasia                              = dominansi semua ulangan
                                                =    3,5 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0
                                                =    3,5
DM Mimosa pudica                = dominansi semua ulangan
                                                =    0 + 0 + 9 + 4,5 + 4,75 + 19,25
                                                =    37,5
DM Cyperus rotundus            = dominansi semua ulangan
                                                =    0 + 0 + 0 + 13,5 + 0 + 0
                                                =    13,5
DM Eleusine indica                = dominansi semua ulangan
                                                =   0 + 0 + 9 + 0 + 4,75 + 0
                                                =    13,75
DM Axonopus compressus     = dominansi semua ulangan
                                                =    0 + 0 + 0 + 0 + 71,25 + 8,25
                                                =    79,5
DM Boreria alata                   = dominansi semua ulangan
                                                =    7 +0 + 0 + 0 + 0  + 11
                                                =    18

TOTAL DM seluruh gulma   = 117,25 + 137,5 + 34,5 + 3,5 + 37,5 + 13,5 + 13,75   + 79,5  +18
                                                = 455


DN Asystasia gangetica          =  DM : Total DM
                                                =   117,25: 455
                                                =    0,26
DN  Paspalum conjugatum    = DM : Total DM
                                                =    137,5 : 455
                                                =    0,30
DN Lamtoro                           = DM : Total DM
                                                =    34,5 : 455
                                                =    0,08
DN Akasia                              = DM : Total DM
                                                =    3,5  : 455
                                                =    0,01
DN Mimosa pudica                 = DM : Total DM
                                                =    37,5  : 455
                                                =    0,08
DN Cyperus rotundus             = DM : Total DM
                                                =    13,5  : 455
                                                =    0,03
DN Eleusine indica                 = DM : Total DM
                                                =    13,75  : 455
                                                =    0,03
DN Axonopus compressus      = DM : Total DM
                                                =    79,5  : 455
                                                =    0,17
DN Boreria alata                    = DM : Total DM
                                                =    18  : 455
                                                =    0,04



FM  Asystasia gangetica        =  Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 5
FM  Paspalum conjugatum     = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 4
FM Lamtoro                            = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 4
FM Akasia                              = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 1
FM Mimosa pudica                 = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 4
FM Cyperus rotundus             = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 1
FM Eleusine indica                 = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 2
FM Axonopus compressus      = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 2
FM Boreria alata                    = Jumlah gulma pada semua ulangan
                                                = 2

TOTAL FM seluruh gulma   = 5 + 4 + 4 + 1 + 4 + 1 + 2 + 2 + 2
                                                = 25

FN  Asystasia gangetica        =  FM : Total FM
                                                =    5  : 25
                                                =    0,20
FN  Paspalum conjugatum     = FM : Total FM
                                                =    4  : 25
                                                =    0,16
FN Lamtoro                            = FM : Total FM
                                                =    4  : 25
                                                =    0,16

FN Akasia                               = FM : Total FM
                                                =    1  : 25
                                                =    0,04
FN Mimosa pudica                 = FM : Total FM
                                                =    4  : 25
                                                =    0,16
FN Cyperus rotundus           = FM : Total FM
                                                =    1  : 25
                                                =    0,04
FN Eleusine indica                  = FM : Total FM
                                                =    2  : 25
                                                =    0,08
FN Axonopus compressus                   = FM : Total FM
                                                =    2  : 25
                                                =    0,08
FN Boreria alata                     = FM : Total FM
                                                =    2  : 25
                                                =    0,08



NP  Asystasia gangetica        =  DN + FN
                                                = 0,26 + 0,20
                                                = 0,46
NP  Paspalum conjugatum     = DN + FN
                                                = 0,30 + 0,16
                                                = 0,46
NP Lamtoro                            = DN + FN
                                                = 0,08 + 0,16
                                                = 0, 24


NP Akasia                               = DN + FN
                                                = 0,01 + 0,04
                                                = 0,05
NP Mimosa pudica    = DN + FN
                                                = 0,08 + 0,16
                                                = 0,24
NP Cyperus rotundus              = DN + FN
                                                =,03 + 0,04
                                                = 0,07
NP Eleusine indica                  = DN + FN
                                                = 0,03 + 0,08
                                                = 0, 11
NP Axonopus compressus       = DN + FN
                                                = 0,17 + 0,08
                                                = 0,25
NP Boreria alata                     = DN + FN
                                                = 0,04 + 0,08
                                                = 0,12




SDR  Asystasia gangetica       =  NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,46  : 2
                                                =    0.23 atau 23%
SDR  Paspalum conjugatum  = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,46  : 2
                                                =    0.23 atau 23%
SDR Lamtoro                         = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,24  : 2
                                                =    0.12 atau 12%

SDR Akasia                            = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,05  : 2
                                                =    0.02 atau 2%
SDR Mimosa pudica = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,24  : 2
                                                =    0.12 atau 12 %
SDR Cyperus rotundus           = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,07  : 2
                                                =    0.03 atau 3 %
SDR Eleusine indica               = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,11  : 2
                                                =    0,06 atau 6%
SDR Axonopus compressus    = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,25  : 2
                                                =    0.13 atau 13 %
SDR Boreria alata                  = NP : Jumlah peubah nisbi
                                                =    0,12  : 2
                                                =    0.06 atau 6 %


Tabel SDR Pada agroekosistem Ternaungi
No
Dominansi
DM
DN
FM
FN
NP
SDR
Urutan
Ke-
Ternaungi

1
2
3



1
31,5
4,25
39



74,75
0,35
3
0,25
0,60
0,30
1
2
10,5
72,25
-



82,75
0,38
2
0,17
0,55
0,28
2
3
17,5
8,5
3



29
0,13
3
0,25
0,38
0,19
3
4
3,5
-
-



3,5
0,02
1
0,08
0,10
0,05
5
5
-
-
9



9
0,04
1
0,08
0,13
0,06
4
6
-
-
-



0
0,00
0
0,00
0,00
0,00
6
7
-
-
9



9
0,04
1
0,08
0,13
0,06
4
8
-
-
-



0
0,00
0
0,00
0,00
0,00
6
9
7
-
-



7
0,03
1
0,08
0,12
0,06
4
Total
215
1
12
1

1



Tabel SDR Pada agroekosistem Terbuka
No
Dominansi
DM
DN
FM
FN
NP
SDR
Urutan
Ke-

Terbuka



1
2
3
1



31,5
-
11
42,5
0,18
2
0,15
0,33
0,17
3
2



40,5
14,25
-
54,75
0,23
2
0,15
0,38
0,19
2
3



-
-
5,5
5,5
0,02
1
0,08
0,10
0,05
5
4



-
-
-
0
0,00
0
0,00
0,00
0,00
6
5



4,5
4,75
19,25
28,5
0,12
3
0,23
0,35
0,17
3
6



13,5
-
-
13,5
0,06
1
0,08
0,13
0,07
6
7



-
4,75
-
4,75
0,02
1
0,08
0,10
0,05
5
8



-
71,25
8,25
79,5
0,33
2
0,15
0,49
0,24
1
9



-
-
11
11
0,05
1
0,08
0,12
0,06
4
Total
240
1
13
1

1




Tabel SDR Pada semua agroekosistem( Terbuka dan Ternaungi)
No
Dominansi
DM
DN
FM
FN
NP
SDR
Urutan
Ke-
Ulangan
Ulangan
1
2
3
1
2
3
1
31,5
4,25
39
31,5
-
11
117,25
0,26
5
0,2
0,46
0,23
1
2
10,5
72,25
-
40,5
14,25
-
137,5
0,30
4
0,16
0,46
0,23
1
3
17,5
8,5
3
-
-
5,5
34,5
0,08
4
0,16
0,24
0,12
3
4
3,5
-
-
-
-
-
3,5
0,01
1
0,04
0,05
0,02
6
5
-
-
9
4,5
4,75
19,25
37,5
0,08
4
0,16
0,24
0,12
3
6
-
-
-
13,5
-
-
13,5
0,03
1
0,04
0,07
0,03
5
7
-
-
9
-
4,75
-
13,75
0,03
2
0,08
0,11
0,06
4
8
-
-
-
-
71,25
8,25
79,5
0,17
2
0,08
0,25
0,13
2
9
7
-
-
-
-
11
18
0,04
2
0,08
0,12
0,06
4
Total
455
1
25
1

1

Keterangan :
Jenis gulma 1. Asystasia gangetica
Jenis gulma 2. Paspalum conjugatum
Jenis gulma 3. Lamtoro
Jenis gulma 4. Akasia
Jenis gulma 5. Mimosa pudica
Jenis gulma 6. Cyperus rotundus
Jenis gulma 7. Eleusine indica
Jenis gulma 8. Axonopus compressus
Jenis gulma 9. Boreria alata




B. Pembahasan

Salah satu  kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolaan lahan. Penutupan lahan oleh vegetasi akan berbeda pada agroekosistem yang berbeda.
Pada praktikum ini dibahas mengenai agroekosistem gulma yang berada pada tempat yang ternanungi dan terbuka. Ditinjau dari data yang diperoleh, pada kedua agroekosistem ini memiliki perbedaan, baik dari segi tumbuhan, lingkungan biotik dan abiotiknya. Dilihat dari segi kondisi tanaman yang diamati, lahan yang terbuka merupakan daerah di sekitar pinggiran lapangan sepak bola, sehinggga tidak ada tanaman disekitarnya. Sedangkan lahan yang ternaungi merupakan lahan disekitar tanaman Akasia. Secara visual, tentu saja kedua agroekosistem tersebut berbeda. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukanlah analisis vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat. Penggunaan metode ini memudahkan praktikan untuk mengamati sampel lahan dengan ukuran yang relatif kecil. Luas daerah yang diamati yaitu 1 m2 untuk masing-masing ulangan pada setiap agroekosistem.
Setelah dilakukan analisis vegetasi dan dihitung SDR nya, pada lahan agroekosistem ternaungi diperoleh nilai SDR tertinggi pada gulma Asystasia gangetica. Sedangkan pada agroekosistem terbuka, gulma dengan niali SDRnya tertinggi adalah gulma Axonopus compressus. Untuk nilai SDR pada keseluruhan agroekosistem baik gulma yang ada pada lahan ternaungi dan terbuka, gulma Asystasia gangetica dan Paspalum conjugatum  memiliki Nilai SDR tertinggi.
Perbedaan jenis agroekosistem juga berpengaruh pada konsisi lingkungan abiotiknya. Lingkungan abiotik yang diamati berupa suhu udara, kelembaban, suhu tanah dan intensitas penyinaran cahaya matahari. Pada lingkungan agroekosistem ternaungi, gulma yang dominan tumbuh yaitu gulma Asystasia gangetica. gulma ini merupakan gulma golongan rumput-rumputan. Gulma ini ukurannya bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup semusim atau tahunan. Ciri-ciri kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga  rumput ini adalah batangnya umumnya mempunyai ruas-ruas dan buku.  Jarak masing-masing ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan ada yang cukup panjang, yang tidak sebanding dengan buku (internodus), batangnya ini ada yang menyebut dengan culm. Ciri lain dari kelompok ini adalah  daunnya  yang tidak mempunyai tangkai daun (ptiolus) tapi hanya mempunya pelepah/ upih dan helaian daun (lamina). Jika ditinjau hubungannya dengan kondisi lingkungan abiotik yang ada, maka bisa dikatakana bahwa pada lingkungan dengan suhu tanah, suhu udara dan kelembaban, maka tidaklah mengherankan jika gulma ini yang menjadi dominan pada lahan ini.
Pada agroekosistem yang terbuka, gulma dominannya yaitu gulma Axonopus compressus. Gulma ini merupakan rumput yang menjalar dan menanjak, hingga 50 cm, bukunya berakar, daun lanset, permukaan bawah gundul, lidah daun pendek, Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1400 m dpl.Perbungaan malai, mirip bulir, bercabag dua hingga banayak, anak bulir jorong. tangkai karangan bunga langsing, bulir pada sisi, panjang 3-11 cm, anak bulir berseling kiri dan kanan, menempel pada poros, berbentuk memanjang, panjang putik 2,5mm, benang sari 3, tangkai putik 2, kelapa putik besar muncul kesamping berwarna putih.Berkembang biak dengan bji dan stek batang. Akarnya berbentuk serabut. Mirip paspalum conjugatum perbedaan P. conjugatum hanya mempunyai satu malai pada setiap ujung buluh. Batang rumput menahun, membentuk bahan jerami di tanah dengan batang yang menarik membuat sudut antar ruas, batang berdaun 1-2, Beruas-ruas, pada tiap ruas muncul akar, berwarna cokelat kehijauan. Daun bertulang daun sejajar, hijau, pelepah daun pipih, menjadi satu dengan batang, dengan punggung bertunas pada pangkal dengan rambut putih dalam karangan, helaian daun lanset dengan tepi kasar.
Kondisi lingkungan abiotik masing- masing agroekosistem sangat mendukung perkembangbiakan masing-masing gulma. Tetapi perlu diperhatikan, jika salah astu komponen agroekosistem berubah,maka komponen lainnya akan ikut berubah. Pengambilan kebijakan pengendalian tidak sama antara lahan yang terbuka dan ternaungi karena jenis gulma yang dominannya pun berbeda.

V. KESIMPULAN


Setelah dilakukan praktikum ini, diperoleh kesimpilan sebagai berikut:
1.      Gulma dominan pada lahan ternaungi adalah  Asystasia gangetica dengan SDR sebesar 30%.
2.      Gulma dominan pada lahan ternaungi adalah  Axonopus compressus dengan SDR sebesar 24%.
3.      Kondisi agroekosisitem baik tumbuhan, lingkunagn abiotik dan biotik sangat mempengaruhi perbedaan jenis gulma dan dominansi gulma.
4.      Perbedaan jenis gulma dan dominansi gulma akan berpengaruh pada kebijakan pengendalian gulma.
5.      Pengendalian gulma pada lahan ternaungi dan terbuka tidak bisa disamaratakankarena perbedaan jenis gulma dan dominansi gulma.



 


DAFTAR PUSTAKA


Anonym.2010. laporan agroekosistem faktor lingkungan http://rikarikull.blogspot.com/2011/12/laporan-agroekosistem-faktor-lingkungan.html. diakses pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.42 WIB
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut PertanianBogor. Bogor.
Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sebayang, H. T., 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. UnitPenerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang
Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan.  PT Gramedia, Jakarta
              




 











LAMPIRAN



 


AGROEKOSISTEM GULMA-TANAMAN
(Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma di Perkebunan)



Disusun Oleh


Kelompok 3

Adam Rizki                            0914013059
Angelinar Siringo-ringo        0914013073
Apri T Hutapea                     0914013077
Ari Setiawan                          0914013079
Darso Waluyo                        0914013084
Erika Alina Puteri                 0914013194






 












JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

DAFTAR ISI



Hal
Pendahuluan

Latar Belakang………………………………………………….........
1
Tujuan………………………………………………………………...
1
Tinjauan Pustaka……………………………………………………………
2
Bahan dan Metode

Bahan dan alat………………………………………………………
4
Metode Praktikum……………………………………………………
4
Hasil pengamatan dan pembahasan

Hasil pengamatan…………………………………………………….
5
Pembahasan…………………………………………………….........
14
Kesimpulan…………………………………………………………………..

Daftar pustaka

Lampiran









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar