ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Selasa, 05 Juni 2012

PEMBIBITAN TANAMAN KAKAO








LAPORAN PRAKTIKUM
MK PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN (AGT 303)
SEMESTER GANJIL 2011/2012



PEMBIBITAN TANAMAN KAKAO



Oleh
Kelompok 2 Kelas B
1.      Alis Saputra                            0914013067
2.      Angelinar Siringo-ringo          0914013073
3.      Angga Sukowardana              0914013074
4.      Darso Waluyo                         0914013084
5.      Dian Mahdarrini                      0914013088
6.      Ezed Qyoko Wahyuni P.        0914013096






PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012







KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Produksi Tanaman Perkebunan ini dengan baik. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktikum Produksi Tanaman Perkebunan pada semester ganjil tahun ajaran 2011-2012.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan, Ibu Maria Viva Rini, Bapak Sugiyatno, dan Ibu Azlina Heryati Bakrie, yang telah membimbing kami dalam kuliah dan praktikum mata kuliah ini hingga laporan ini selesai dibuat. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang membantu dalam pembuatan laporan akhir ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Bandar Lampung, Januari 2012




Penulis










I.                   PENDAHULUAN



A. Latar Belakang dan Masalah


Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional Indonesia, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan. Selain itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri.

Kakao juga merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2011, ICCO (International Cocoa Organization) memperkirakan produksi kakao dunia akan mencapai 4,05 juta ton, sementara konsumsi akan mencapai 4,1 juta ton, sehingga akan terjadi defisit sekitar 50 ribu ton per tahun (Suryani, 2007). Kondisi ini merupakan suatu peluang yang baik bagi Indonesia karena sebenarnya Indonesia berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman kakao adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan kakao yang baik.
B. Tujuan


Adapun tujuan dari praktikum pembibitan kakao adalah
1.   Mengetahui anatomi dari tanaman kakao.
2.      Mengetahui cara pembibitan dan perawatan tanaman kakao dengan baik.
3.      Mengetahui apakah ada pengaruh pelepasan pulp dan posisi benih dalam buah terhadap pertumbuhan bibit kakao.































II.                TINJAUAN PUSTAKA



Tanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Sterculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta, dan perkebunan Negara. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah :
Divisi               : Spermatophyta
Anak divisi      : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Anak kelas      : Dialypetalae
Bangsa                        : Malvales
Suku                : Sterculiaceae
Jenis                : Theobroma cacao
Kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu Criollo (Amerika Tengah dan Amerika Selatan) dan Forastero (Amazona dan Trinitario). Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Kakao lindak umumnya diperbanyak dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih. Sedangkan kakao mulia umumnya diperbanyak secara vegetatif. Namun, kakao lindak pun dewasa ini juga sering diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan mutu dan hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu, maka dewasa ini di Indonesia terdapat sekitar 10 produsen benih (F.X. Susanto, 1994).

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kualitas biji kakao yang diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal ini disebabkan oleh pengelolaan produk kakao yang masih tradisional (85% biji kakao produksi nasional tidak difermentasi) sehingga kualitas kakao Indonesia menjadi rendah. Kualitas rendah menyebabkan harga biji dan produk kakao Indonesia di pasar internasional dikenai potongan sebesar USD 200/ton atau 10-15 % dari harga pasar. Selain itu, beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut (Suryani, 2007). Selain itu para pedagang (terutama trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji kakao atau non olahan (Rohman, 2009).

Faktor yang mempengaruhi pembibitan tanaman kakao seperti juga tanaman perkebunan yang lain adalah air, cahaya matahari, unsur hara, suhu, dan kelembaban. Pertumbuhan vegetatif bibit terbagi atas pertumbuhan daun, batang dan akar. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan daun dan batang ialah hormon dan nutrisi (faktor dalam), status air dalam jaringan tanaman, suhu udara dan cahaya (faktor luar). Pertumbuhan akar dipengaruhi suhu media tumbuh, ketersediaan oksigen (aerasi), faktor fisik media tumbuh, pH media tumbuh, selain faktor dalam dan status air dalam jaringan tanaman. Pertumbuhan daun dan perluasan batang menentukan luas permukaan daun dan struktur tajuk yang sangat penting sehubungan dengan proses fotosintesis. Sedangkan perluasan akar akan menentukan jumlah dan distribusi akar yang kemudian akan berfungsi kembali sebagai organ penyerap unsur hara mineral.

Faktor dalam diantaranya nutrisi dapat terpenuhi dengan pemberian bahan organik, faktor luar diantaranya cahaya dapat dipenuhi dengan penaungan. Selain mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk, penaungan berperan dalam pengaturan suhu dan kelembaban. Naungan untuk pembibitan kakao adalah 50%. Tanaman muda kakao sangat sensitif terhadap angin yang dapat mengakibatkan kerusakan pada daun, sehingga perlu dilindungi (Soeratno, 1980).

Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan (Willy, 2010).


















































III.             BAHAN DAN METODE



A. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Produksi Tanaman Perkebunan ini dilaksanakan dari bulan September hingga Desember 2011 yang bertempat di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

B. Bahan dan Alat

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain sebagai berikut :
Alat     : polybag 18 buah (6 buah saat menumbuhkan biji dan 12 buah saat transplanting), amplas, dan label.
Bahan  : biji tanaman kakao dengan pulp dan tanpa pulp, pasir, dan tanah.

C. Metode

Adapun metode dari praktikum ini antara lain sebagai berikut :
1.      Disiapkan biji tanaman kakao yang diambil dari buah kakao yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung.
2.      Setelah dibagi menjadi bagian pangkal, tengah, dan ujung, dipisahkan kembali menjadi dua bagian, yaitu biji dengan pulp dan biji tanpa pulp.
3.      Biji tanaman kakao tanpa pulp dilakukan pembuangan daging buah dengan bantuan amplas.
4.      Disiapkan polybag yang telah diisi pasir sebagai media tumbuhnya dan telah diberi label.
5.      Ditanam biji kakao dengan pulp pada polybag masing-masing dua biji untuk pangkal, tengah, dan ujung.
6.      Ditanam biji kakao tanpa pulp pada poybag masing-masing dua biji untuk pangkal, tengah, ujung.
7.      Disimpan di bawah naungan.
8.      Dilakukan pengamatan dan penyiraman setiap hari hingga tiga minggu.
9.      Setelah tanaman berumur tiga minggu, siapkan transplanting ke media baru (tanah).
10.  Disiapkan polybag sebanyak 12 buah untuk transplanting dan sudah diberi label.
11.  Dipindahkan bibit kakao ke media tanah sesuai label. Simpan di bawah pohon naungan (kelapa sawit).
12.  Dilakukan peyiraman, perawatan, pengamatan, dan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun.

D. Peubah yang Diamati

Peubah atau variabel yang diamati pada praktikum ini adalah tinggi tanaman dan jumlah daun.



























IV.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A. Hasil pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan tinggi pembibitan tanaman kakao

Perlakuan
Tinggi tanaman

3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
P0L1
11.6
10.5
12.7
14.1
P0L2
9.6
11.5
13.0
13.8
P0L3
10.8
11.2
13.0
14.0
P1L1
10.6
12.4
14.4
14.6
P1L2
10.7
10.2
13.6
14.8
P1L3
10.4
11.2
10.3
10.4


Grafik 1. Grafik pengamatan tinggi pembibitan tanaman kakao


Tabel 2. Hasil pengamatan jumlah daun pembibitan tanaman kakao

Perlakuan

Jumlah
Daun


3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
P0L1
1.9
2.7
3.6
4.6
P0L2
1.7
3.1
4.6
5.5
P0L3
1.8
3.6
4.4
5.4
P1L1
1.6
2.6
3.4
4.4
P1L2
2.0
3.4
4.5
5.5
P1L3
1.9
3.0
3.1
4.3


Grafik 2. Grafik pengamatan jumlah daun pembibitan tanaman kakao














B. Pembahasan


Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor, serta memiliki prospek yang cukup cerah pada era globalisasi persaingan pasar bebas, yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan demikian perluasan tanaman kakao perlu terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produksi tanaman kakao, pemilihan bibit merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan.

Pembibitan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan atau memproduksi bibit. Kegiatan yang dilakukan dalam pembibitan terdiri dari perencanaan pembibitan, pembangunan persemaian, penyiapan media bibit, perlakuan pendahuluan terhadap benih sebelum disemaikan, penyemaian benih, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, pengepakan dan pengangkutan bibit serta administrasi pembibitan.

Dalam pembibitan kakao harus menggunakan benih yang baik yang dapat diperoleh dari buah terpilih dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Buah sudah masak dengan kriteria sudah mengalami perubahan warna yakni bila muda berwarna hijau sudah berubah menjadi kuning dan yang muda merah sudah berwarna oranye atau jingga.
2.      Dompolan biji sudah terlepas dari kulit buah.
3.      Buah dipetik dari batang utama atau cabang primer.
4.      Bebas dari serangan hama dan penyakit.
5.      Ukuran buah sedang.

Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generatif ataupun vegetatif. Pada praktikum yang dilakukan kali ini tanaman kakao diperbanyak dengan cara generatif yaitu dengan menggunakan biji kakao yang telah dipilih dari klon-klon induk terpilih. Pembibitan kakao yang dilakukan kali ini dengan dua perlakuan yaitu dengan pulp dan tanpa pulp untuk tiga bagian yaitu ujung, tengah dan pangkal. Masing-masing perlakuan diulang dua kali pada tujuh kelompok dengan waktu pengamatan selama 6 minggu dan parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk tinggi tanaman dan jumlah daun selalu mengalami peningkatan dalam pertumbuhannya namun hasil peningkatan untuk masing-masing perlakuan tidak berbeda jauh.

Pada pengamatan tinggi tanaman kakao, didapat hasil yang tertinggi pada minggu terakhir yaitu pada perlakuan pulp bagian tengah. Hal ini menunjukkan bahwa biji yang terletak di bagian tengah buah kakao dapat dijadikan sumber bibit yang baik.

Untuk pengamatan pada jumlah daun, pengamatan dan pengukuran jumlah daun baru dilakukan pada minggu ketiga karena pada minggu pertama dan kedua setelah tanam pertumbuhan daun belum terlihat karena kotiledon baru terangkat ke atas permukan. Dari hasil yang didapat untuk jumlah daun terbanyak pada pengamatan minggu terakhir terdapat pada perlakuan pulp dan tanpa pulp bagian tengah.

Pada pengamatan terakhir banyak terdapat tanaman kakao yang mati. Hal ini mungkin disebabkan karena praktikan yang kurang dalam pemeliharaan tanaman kakao. Misalnya dalam hal penyiraman yang tidak teratur sehingga tanaman kakao tersebut kekurangan air lalu kering dan mati.


















DAFTAR PUSTAKA



Susanto, F.X. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.

Rohman, Saepul. 2009. Teknik Fermentasi Dalam Pengolahan Biji Kakao. http://majarimagazine.com/2009/06/teknik-fermentasi-dalam-pengolahan-biji-kakao/ diakses tanggal 20 Desember 2011 pukul 19.30 wib.

Soeratno. 1980. Pembibitan Coklat. Kumpulan Makalah Konferensi Coklat I.
Medan, 16-18 September 1980.

Willy, Bryan. 2010. Standar Pembibitan. http://bryanwilly32.blogspot.com/2010/07/standar-pembibitan.html diakses tanggal 20 Desember 2011 pukul 19.35 wib.
































LAMPIRAN


















Pengamatan tanggal 7 Des 2011


Pengamatan tanggal 7 Des 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar