ahlan wa sahlan

Semoga bermanfaat," Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat"

Selasa, 05 Juni 2012

HAMA PENTING PADA TANAMAN TOMAT (Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)


HAMA PENTING PADA TANAMAN TOMAT
(Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)





Oleh


Darso Waluyo
0914013084















PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011

I.                   PENDAHULUAN



  1. Latar Belakang
Tomat berasal dari amerika tropis, di tanam sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m dpl. Pengembangan budidayanya semakin meluas di berbagai Negara di dunia, termasuk kawasan asia. Di Filipina, tanaman tomat di perkenalkan pada tahun 1571, kemudian ditanam dinegara lainnya di Asia. Masuknya tanaman tomat ke Indonesia di duga pada tahun 1811. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada tanaman lain , tinggi 0.5 – 2.5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, bercabang mulai dari ketiak daun yang berada dekat dengan tanah, kulit batang berwarna hijau dan berbulu. Menebal pada buku-bukunya berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, daun majemuk menyirip letak berseling, bentuknya bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang 10-40 cm, warnanya hijau muda , tangkai daun berbentuk bulat memanjang. Bunga tomat merupakan bunga majemuk terletak dalam rangkaian bunga yang terdiri atas 4-14 kuntum bunga yang menggantung pada rangkaian bunga, berkumpul dalam rangkaian berupa tanadan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang , warnanya kuning. Buahnya buah buni, berdaging,kulitnya tipis mengkilat, beragam dalam bentuk ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih , warnanya kuning kecoklatan.

Tomat memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-kep[utihan yang menyebar kesemua arah hingga jkedalaman 30-40 cm.
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyerang bagian- bagian tanaman budidaya yang dapat menurunkan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas dan secara ekonomis merugikan. Penyakit adalah salah satu jasad pengganggu selain kelompopk hama, terkecuali nematode, yang dapat menurunkan produktifitas maupun pertumbuhan tanaman. Permasalahan kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit merupakan bagian dari budidaya pertanian sejak manusia membudidayakan pertanian ribuan tahun yang lalu.
Peningkatan produksi sayuran di Indonesia sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri guna mengimbangi laju pertambahan penduduk yang semakin meningkat pula. Selain itu, penting juga adanya upaya peningkatan produksi sayuran untuk keperluan ekspor dan substitusi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama pembangunan nasional di sektor pertanian yaitu menaikkan produksi pertanian.
Tomat banyak disukai masyarakat Indonesia untuk dikomsumsi sebagai bahan pelengkap makanan. Namun budidaya tanaman tomat harus dilestarikan dan jangan sampai punah gara-gara perawatan yang belum mendetail akan gejala hama dan penyakit pada tanaman tomat tersebut.
Hama dan penyakit pada tanaman tomat bisa anda brantas dan dimusnahkan dari sekarang. Pengetahuan tentang hama dan penyakit pada tanaman tomat mempengaruhi hasil panen setiap orang yang berbeda.


B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui hama penting pada tanaman tomat dan jagung

II.                TINJAUAN PUSTAKA


Serangga yang menjadi hama penting pada tanaman sayuran kedua family tersebut antara lain adalah Ulat Tritip (Plutella xylostella), Ulat Krop (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat Tanah (Agrotis ipsilon), dan Ulat Grayak (Spodoptera litura) untuk tanaman sayuran famili Brassicaceae, sedangkan pada family Cucurbitaceae hama utamanya antara lain adalah Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.), Lalat pengkorok daun (Liriomyza huidobrensis), Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver), dan Siput (Achatina fulica) (Esti,  2010).

Hama ini disebut juga hileud tegel, hileud orok, uler lutung, uler bumi atau black cutworm. Hama dewasa berupa ngengat berwarna gelap dengan beberapa titik putih bergaris-garis, aktif pada malam hari. Larva atau ulat yang baru menetas hidup pada daun muda, membuang lubang-lubang kecil dengan memakan jaringan daun. Selanjutnya jika ulat bertambah besar (2,5-3,5 cm) akan pindah ke tanah, bersembunyi pada siang hari dan akan aktif mencari makan pada malam hari (Duriat, 2006)
Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) menyerang bagian batang, daun, dan tongkol. Larva penggerek batang dapat merusak daun, batang, serta bunga jantan dan betina atau tongkol muda. Larva instar I-III merusak daun dan bunga jantan, sedangkan larva instar IV-V merusak batang dan tongkol (Nafus dan Schreiner, 1987).

Namun dalam pengamatan di lapang hama ini hanya menyerang pangkal batang saja. Gejala yang ditunjukkan berupa gerekan di bagian dalam batang. Hama ini menyerang tanaman pada kisaran 6 MST. Kehilangan hasil jagung, selain dipengaruhi oleh padat populasi larva O. Furnacalis, juga ditentukan oleh umur tanaman saat terserang (Nonci dan Baco, 1987).

Serangga merupakan salah satu hama yang banyak menyerang tanaman dan serangan paling besar yang ditimbulkan oleh serangga hama adalah pada fase larva. Fase larva merupakan fase paling aktif dari serangga karena pada fase tersebut serangga membutuhkan makanan lebih banyak untuk kelangsungan hidupnya. Larva Crocidolomia pavonana telah menimbulkan kerusakan pada tanaman kubis dan dibutuhkan pengendalian yang tepat untuk mengurangi serangannya ( Sastrosiswojo & Setiawati 1993).

III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


  1. Hasil Pengamatan
No
Gejala
1
tomat terserang Penggerek buah tomat ( Agrotis epsilon)



















2
Penggerek buah tomat ( Agrotis epsilon)






























3
Wereng Jagung( Peregrinus maydis)





























4
 Jagung terserang Ostrinia purnacalis






























5
Penggerek Batang Jagung (Ostrinia purnacalis)


  1. Pembahasan
1. Ulat Tanah : Agrotis ipsilon Hufn
klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Family             : Noctuidae
Genus              : Agrotis
Species            : Agrotis ipsilon Hufn
Morfologi
Telur diletakkan secara tunggal atau beberapa butir bersama-sama pada tanaman muda, rerumputan dan lain-lain. Bentuk telur bulat kecil berdiameter 0,5 mm dan berwarna kuning muda, sehingga dilapangan sulit untuk ditemukan. Telur menetas setelah 3-5 hari (Pracaya, 2009).
Larvanya berwarna coklat tua sampai hitam dan hidup pada daun tanaman muda. Larva membuat lubang0lubang kecil dengan jalan memakan jaringan-jaringan daun. Bila larva sudah besar panjangnya antara 2,5-3,0 cm akan pindah ke tanah. Pada siang hari larva bersembunyi di dalam tanah, di sekitar batang tanaman yang dirusaknya. Lama stadium larva 30-36 hari.
Pupa dibentuk dipermukaan tanah dengan kokon terbuat dari tanah. Daur hidup ulat tanah berkisar antara 46-71 hari.
Imagonya memiliki sayap depan dengan warna coklat tua dengan beberapa titik putih dan bergaris-garis. Imagonya aktif terbang pada waktu senja dan malam hari. Lama hidup imagonya antara 7-14 hari.

Stadia Merusak
Agrotis ipsilon Hufn merusak tanaman dari stadia larva atau ketika masih menjadi ulat (Pracaya, 2009).

Gejala Serangan dan Bagian yang Dirusak
Gejala serangan yang khas ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Kerusakan berat terjadi pada awal musim kemarau.

Pengendalian
Pengendalian  ulat ini diarahkan pada cara bercocok tanam yang lebih baik seperti pengolahan tanah yang intensif sehingga mampu menekan kehidupan larva dan pupa.
Selain itu,dapat dilakukan pula tindakan pengendalian dengan cara:
(1)   ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap
(2)    telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan
(3)    ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat
(4)    tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan
(5)    disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon dan Cymbush.

Tanaman inang lain
Selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.

b. Ostrinia furnacalis.
Phylum            : arthropoda
Class                : hexapoda
Order               : lepidoptera
Family             : Pyralidae                  

Bioekologi
Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur
imago/ngengat dewasa 7-11 hari. Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30- 50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9, umur telur 3-4 hari,
Larva, larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindahpindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari. Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.


Gejala serangan
Larva O. furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian
tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak,
Pengendalian
a). Kultur teknis
- Waktu tanam yang tepat,
- Tumpangsari jagung dengan kedelai atan kacang tanah.
- Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman)
b). Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid
tersebut dapat memarasit telur O. furnacalis. Predator Euborellia annulata memangsa
larva dan pupa O. furnacalis. Bakteri Bacillus thuringiensis Kurstaki mengendalikan
larva O. furnacalis, Cendawan sebagai entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan
Metarhizium anisopliae mengendalikan larva O. furnacalis. Ambang ekonomi 1 larva
/tanaman.
c). Pengendalian kimiawi
Penggunaan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos,
dan karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang jagung.
• Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari.
• Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9.
• Larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindah pindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.
• Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.

Serangan :
• Hama menyerang tanaman menjelang berbunga dengan menggerek dalam batang, tanda terjadi serangan yaitu adanya serbuk berwarna putih berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan patah.
• Kerusakan yang ditimbulkan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, dan tumpukan tassel yang rusak.

C.     Wereng jagung (Peregrines maydis)

Wereng jagung ini merupakan hama baru pada tanaman jagung di Jawa Barat, hama ini tergolong tidak ganas, populasi setiap musim ada tetapi sedikit.Pada saat ini desember 2010 hama ini berkembang pesat dan mampu menyebabkan tanaman jagung terserang berat meskipun hanya beberapa hektar saja.  Menyerang tanaman jagung berumur 43-70 hst  Serangga dewasa mempunyai sayap yang relatif panjang
Stadia nimfa mengalami 5 kali pergantian kulit (5instar) untuk sampai menjadi dewasa  Nimfa memerlukan waktu rata-rata 3 hari.

Musuh alami  : Laba-laba, Kumbang Coccinella, Parasitoid telur dan jamur metarhizium



Penanggulangan :
  1. Pengamatan intensif terhadap perkembangan populasi wereng jagung peregrimus maydis
  2. Bila kepadatan populasi peregrimus maydis rendah apliksi dengan   -pestisida nabati (ekstrak daun nimba, umbi gadung, daun suren, daun sirih)  atau  Agens hayati Metarhizium
  3. Bila kepadatan Populasi Peregrimus maydis tinggi aplikasi dengan insektisida yang berbahan aktif Karbofuron, monokrotopos dan penitrotion.
  

IV.             KESIMPULAN


Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagi berikut:
1.      Hama Agrotis ipsilon merupakan hama yang paling sering menimbulkan kerugian pada budidaya tanaman tomat.
2.      Hama Agrotis ipsilon menyerang tanaman tomat dengan cara merpotong tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun.
3.      Hama Ostrinia furnacalis menyerang tanaman jagung dengan cara melubangi batang tanaman
4.      Baik hama Agrotis ipsilon maupun hama Ostrinia furnacalis menyerang pada saat fase larva.
5.      Pengendalian hama ini dapat dilakuan dengan cara  biologi, fisik, kultur teknis,maupun Secara Kimia.



DAFTAR PUSTAKA


Duriat, A. S. 1997. Teknologi Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung.
Nafus, O.M. and I.H. Schreiner. 1987. Location of Ostrinia furnacalis (Lepidoptera:
Pyralidae) egg and larvae on sweet corn in relation to plant growth stage. J. Econ.Entomol. 80(2): 411−416.
Nonci, N. dan D. Baco. 1987. Pengaruh waktu infestasi dan jumlah larva Ostrinia furnacalis Guenee terhadap kerusakan pada tanaman jagung. Agrikam, Buletin Penelitian Pertanian Maros 2(2): 49−59.
Pracaya. 1993. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yulia, Esti.  2010. Hama Penting Tanaman Kubis. (http://blog.ub.ac.id/estiyulia, diakses 26 Februari 2011).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar