PENGENALAN MUSUH ALAM DAN PESTISIDA
(Laporan Praktikum Ilmu Hama Tumbuhan
Umum)
Oleh :
Darso Waluyo
0914013084
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2011
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Insektisida
adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu (hama
serangga). Insektisida dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan, tingkah
laku, perkembang biakan, kesehatan, memengaruhi hormon, penghambat makan,
membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktifitas lainnya yang dapat
memengaruhi organisme pengganggu tanaman. Selain itu, insektisida dapat pula
membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh
serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman) dan
dengan langsung meracuni si serangga tersebut.
Menurut cara kerja atau distribusinya
didalam tanaman, insektisida dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.
Insektisida Sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami. Selanjutnya insektisida akan melewati sel-sel menuju ke jaringan pengangkut baik xylem maupun floem. Insektisida akan meninggalkan residunya pada sel-sel yang telah dilewatinya. Melalui pembuluh angkut inilah insektisida ditranslokasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya baik kearah atas (akropetal) atau ke bawah (basipetal), termasuk ke tunas yang baru tumbuh. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang mengandung residu insektisida.
Insektisida sistemik diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami. Selanjutnya insektisida akan melewati sel-sel menuju ke jaringan pengangkut baik xylem maupun floem. Insektisida akan meninggalkan residunya pada sel-sel yang telah dilewatinya. Melalui pembuluh angkut inilah insektisida ditranslokasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya baik kearah atas (akropetal) atau ke bawah (basipetal), termasuk ke tunas yang baru tumbuh. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang mengandung residu insektisida.
b. Insektisida Non-sistemik
Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida.
Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida.
c. Insektisida Sistemik Lokal
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar). Insektisida yang jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil daun (daging daun) hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah).
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar). Insektisida yang jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil daun (daging daun) hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah).
musuh alami berperan dalam mengatur
populasi hama sering kurang dimengerti secara baik oleh petani. Sebagai
konsekuensinya, banyak program pengelolaan hama tidak mempertimbangkannya
sebagai sesuatu yang penting. Akan tetapi setelah terjadi gejolak populasi hama
akibat gangguan terhadap musuh alami karena penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana, barulah petani menyadari peranan musuh alami tersebut. Apabila
peranan musuh alami dimengerti secara baik, petani akan melakukan usaha
memanipulasi lingkungan dan memanfaatkan musuh alami sedemikian rupa, sehingga
musuh alami merupakan suutu komponen nyata dalam strategi pengelolaan hama yang
efektif dan praktis.
B. Tujuan PercobaanAdapun tujuan dari paraktikum kali ini adalah:
1.
Mengetahui tentang pestisida dan
insektisida
2.
Mengenal jenis-jenis musuh alami
III. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang
di gunakan pada praktikum ini yaitu Alat tulis yang digunakan untuk menulis
data tentang pestisida yang
diamati.
Sedangkan bahan yang di gunakan pada praktikum ini yaitu berbagai jenis
pestisida yang digunakan dalam budidya pertanian.
B. Cara Kerja
Adapun
langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat
tulis dan jenis pestisida yang akan diamati.
2.
Kemudian amati setiap jenis pestisida dan catat seperti kandungan bahan aktif .
waktu penggunaan , tanda bahaya dll.
3. Catat dengan
teliti dan rapi.
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Nama dagang/ merk
|
Bahan aktif
|
Dosis
|
Sasaran
|
Curaterr
|
Karbofuran 3%
|
0,5 -1,0 g/pohon
4,25-8,5 kg/ha
100-200 kg/ha
|
Penghisap daun(empoaica sp) pada tanaman kapas
Lalat kacang(Agromyza sp) pada tanaman kedelai
Nematoda brintil
pada kentang
|
Carbavin
|
Karbaril 85%
|
2,4 g/l atau 600 l/ha
1,5-3 g/l atau
600-700 l/ha
0,75-1 g/l atau
400-600 l/ha
|
Lalat buah pada
padi
Penusuk daun pada
kubis
Ulat api pada
kelapa sawit
|
Natural BVR
|
Beauveria basiana
|
2 g/l
|
Wereng (Nilaparvata lugen) pada padi.
|
NPV
|
|
5 g/l
|
Untuk
mengendalikan hama ulat grayak(spodoptora
litura) pada kedelai dan cabai.
|
Sevin
|
Karbaril 85%
|
1,5 kg/ha atau
400-500 l/ha
1-1,5kg/ha atau
400-500 l/ha
2 kg/ha
|
Belalang (Locusta migratoria) pada jagung.
Ulat api(Setora nitens) pada kelapa sawit.
Penggerek batang
pada tebu
|
Metarhizium
anisopliae
|
Agen hayati
|
5g/l
|
Untuk
mengendalikan hama tanagman pangan dan hortikultura.
|
Arrivo 30 EC
|
Sipermatrin 30 g/l
|
0,5-1 ml/l
1-2 ml/l
0,5-1 ml/l
|
Helopelthis spp pada jambu mete
Thripa palmi pada kentang
Penghisap
|
Natural glio
|
Gliocladium sp
|
|
Rebah semai,akar
gada kubis Plasmodiospora sp
|
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Ordo: Diptera
Family: Asilidae
Nama Umum: Lalat
buas
|
2
|
|
Ordo: Hymenoptera
Nama Umum: Stenobracon
|
3
|
|
Ordo:hemiptera
Family:blastimantidae
Nama umum:Kepik Air Raksasa
|
4
|
|
Ordo:diptera
Family:Asilidae
Nama umum:lalat
buas
|
5
|
|
Ordo:Coleoptera
Family: cicindelidae
Nama Umum: Kumbang
macan
|
6
|
|
Ordo:coleoptra
Family: Coccinelidae
Nama Umum: Kumbang
kubah
|
7
|
|
Ordo:
Family:
Nama Umum: Kumbang
badak
|
8
|
|
Ordo : mantoda,
Famili : mantidae
Nama Umum: Belalang Sembah
|
9
|
|
Ordo : aroneceae
Famili : lycosidae
Nama Umum: Laba-Laba
|
10
|
|
Ordo:odonata
Family:Libellulidae
Nama umum:capung
peluncur
|
11
|
|
Ordo:odonata
Family:Coenagrionidae
Nama umum capung
jarum
|
12
|
|
Ordo : hemiptera
Famili : gerridae
Nama Umum: Anggang-Anggang |
B.
Pembahasan
Pestisida
adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi
akhiran -cide ("pembasmi").
Formulasi dalam bentuk padat :
- Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini.
WP adalah formulasi
bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya
dengan cara disemprot.
- Soluble powder (S atau SP). Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
- Butiran (G). Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
- Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
- Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih
- Tepug Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
- Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
LABEL adalah keterangan atau informasi penting yang
ditempel kuat pada pestisida agar tidak mudah lepas. Persaratan label Sesuai Lampiran VII
Keputusan Menteri Pertanian No. 434.1/Kpts/TP.270/7/2001,
Spesifikasi Teknis Label antara
lain :
Keterangan
yang harus dicantumkan pada label adalah sebagai berikut:
a. Nama dagang formulasi
b.
Jenis Pestisida
c. Nama dan Kadar bahan aktif
d.
Isi atau berat bersih dalam kemasan
e.
Peringatan keamanan
f.
Klasifikasi dan simbol bahaya
g.
Petunjuk keamanan
h.
Gejala keracunan
i. Pertolongan Pertama Pada KEcelakaan (P3K)
j.
Petunjuk penyimpanan
k.
Petunjuk penggunaan
l.
omor pendaftaran
m.
Nama dan alamat serta nomor telepon pemegang nomor pendaftaran
n.
Petunjuk pemusnahan
Musuh alami ada tiga macam yaitu predator,
parasitoid , dan patogen. Berikut ini adalah contoh dari musuh alami.
1. Capung
Berperan sebagai predator rayap dan trips pada bawang.
Bagian-bagian tubuhnya : Kepala, kaki, ekor, sayap, toraks, dan abdomen.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia , Filum : Arthropoda, kelas : insekta, ordo : odonata, famili : epiprocta, genus : anax, spesies : Anax junius.
2. Kumbang Kubah Bulan Sabit
Beroeran sebagai predator wereng.
Bagian-bagian tubuhnya : Antena, kepala, toraks, abdomen, kaki.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : Arthtropoda, kelas : insekta, ordo : coleoptera, famili : coccinelldea, genus : verania, spesies : Verania sp.
1. Capung
Berperan sebagai predator rayap dan trips pada bawang.
Bagian-bagian tubuhnya : Kepala, kaki, ekor, sayap, toraks, dan abdomen.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia , Filum : Arthropoda, kelas : insekta, ordo : odonata, famili : epiprocta, genus : anax, spesies : Anax junius.
2. Kumbang Kubah Bulan Sabit
Beroeran sebagai predator wereng.
Bagian-bagian tubuhnya : Antena, kepala, toraks, abdomen, kaki.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : Arthtropoda, kelas : insekta, ordo : coleoptera, famili : coccinelldea, genus : verania, spesies : Verania sp.
3. Laba-Laba
sebagai predator kutu daun, dan wereng.
Bagian tubuh : Kepala, cepalotoraks, kaki, abdomen.
Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : arachnidae, ordo : aroneceae, famili : lycosidae, genus : lycosa, spesies : Lycosa sp.
sebagai predator kutu daun, dan wereng.
Bagian tubuh : Kepala, cepalotoraks, kaki, abdomen.
Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : arachnidae, ordo : aroneceae, famili : lycosidae, genus : lycosa, spesies : Lycosa sp.
4. Kumbang Kubah Spot M
Berperan sebgaai predator dari wereng
Bagian : ANtena, keapal, kaki, abdomen.
Berperan sebgaai predator dari wereng
Bagian : ANtena, keapal, kaki, abdomen.
Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta,
ordo : coleoptera, famili : carabidae, genus : menochillus, spesies : Menochillus
sexmaculatus.
5. Belalang Sembah
Berperan sebagai predator kutu daun (aphis sp)
Bagian tubuhnya : Antenna, kepala, tiraks, abdomen, dan tungkai.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : mantoda, famili : mantidae, Genus : stagmomantis, spesies : Stagmomantis carolina.
6. Semut Rang-Rang
sebagai predator kutu daun.
Bagian : antena, kepala, toraks, abdomen, ekor, kaki
Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : heminoptera, famili : kamilidae, genus : solenopsis, spesies : Solenopsis sp.
5. Belalang Sembah
Berperan sebagai predator kutu daun (aphis sp)
Bagian tubuhnya : Antenna, kepala, tiraks, abdomen, dan tungkai.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : mantoda, famili : mantidae, Genus : stagmomantis, spesies : Stagmomantis carolina.
6. Semut Rang-Rang
sebagai predator kutu daun.
Bagian : antena, kepala, toraks, abdomen, ekor, kaki
Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : heminoptera, famili : kamilidae, genus : solenopsis, spesies : Solenopsis sp.
7.Anggang-Anggang
Berperan sebagai predator larva serangga.
Bagian tubuh : antena panjang, kepala, toraks, abdomen, kaki.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : hemiptera, famili : gerridae, genus : Lymnoganus, spesies : Lymnoganus sp.
Berperan sebagai predator larva serangga.
Bagian tubuh : antena panjang, kepala, toraks, abdomen, kaki.
Klasifikasi = Kingdom : Animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : hemiptera, famili : gerridae, genus : Lymnoganus, spesies : Lymnoganus sp.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah :
1.
Penggolongan
pestisida menurut jasad sasarannya dibagi kedalam berbagai golongan , diantaranya
insektisida (racun hewan), fungisida(racun jamur/ cendawan)
, herbisida (racun gulma/ racun tumbuhan pengganggu), dan rodentisida( racun binatang pengerat).
2.
Bahan Aktif adalah
bahan kimia dan atau bahan lain yang terkandung dalam pestisida dan pada
umumnya merupakan bahan yang berdaya racun.
3.
Penggunaan insektisida secara
berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah, diantaranya terjadi resistensi
(kekebalan) pada hama sasaran.
4.
Menurut cara kerja atau
distribusinya didalam tanaman, insektisida dibedakan menjadi tiga macam yaitu
insektisida sistemik, insektisida non-sistemik, dan insektisida sistemik lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Girsang, Warlinson.
2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida.
Pematang
Siantar : Disertasi Universitas
Simalungun.
Sukoco. 1999. Pertanian
Masa Depan. Kanisus: Yogyakarta
Sumyadi, 2000. Buku
ajar ilmu hama. Diakses pada tanggal 30 april 2011
Pukul
13.45 WIB.
Tarumingkeng,Rudy. C. 1992. Insektisida ; sifat ,Mekanisme Kerja, dan Dampak
Penggunaanya.UKRIDA Press, Jakarta.
Wawan Zulmawan.1997. Mutu Pangan Harus Bebas Residu Pestisida.Warta
Pertanian,
No.173, Oktober, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar