EVALUASI
KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF PADI (Oriza
sativa L) dan SORGUM (Shorgum bicolor)
PADA LABORATORIUM PERCOBAAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
( Laporan
Praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan )
Disusun
Oleh
(Kelompok
3)
Anggita Cheriani 0914013075
Annisah Fajar M 0915013076
Dani Bayu Aji RN 0914013082
Darso Waluyo 0914013084
Daud Maulana 0914013085
Deciana 0914013086
Dian Mahdirini 0914013088
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2011
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Survai tanah merupakan istilah umum utk penyelidikan
tanah sistematik dilapangan di laboratorium deskripsi klasifikasi pemetaan
jenis tanah penafsiran (interpretasi) tanah menurut kesesuaian tanah bagi
tanaman rumput pohon serta perilaku tanah dibawah pemakaian atau perlakuan utk
produktivitas dalam pengelolaan yg berbeda-beda.
Survai tanah dilakukan utk menentukan tingkat
kemampuan lahan secara keseluruhan sebagai bahan pemetaan tanah dalam hubungan
dgn penentuan klasifikasi tanah. Lahan-lahan yg telah disurvai digolongkan dala
kelas-kelas yg sesuai dgn kemampuan berdasarkan dgn faktor-faktor yg bersifat
menghambat dalam pemanfaatan lahan tersebut terutama utk bidang pertanian.
Faktor-faktor yg menunjang adl data-data mengenai
sifat fisik kimia dan biologi tanah termasuk bentuk wilayah iklim dan lain-lain
secara keseluruhan baik sampai sangat baik.
Faktor-faktor penghambat seperti sifat-sifat fisik kimia dan biologi
tanah yg jelek keadaan iklim yg tak sesuai bentuk wilayah berlereng dan
berbukit-bukit sering terjadi genangan air serta salinitas yg tinggi.
Evaluasi
lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan pemetaan tanah atau
sumber daya lahan lainnya, melalui pendekatan interpretasi data tanah serta
fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan dengan
dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi lahan juga
dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah atau survei
sumber daya lahan lainnya, sesuai dengan tingkat dan skala pemetaannya.
1.2.
Tujuan
Tujuan
dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan titik
koordinat dan kemiringan lahan beberapa titik pengamatan.
2.
Menentukan kesesuaian
lahan pada laboratorium percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
terhadap tanaman padi dan sorgum.
.
II TINJAUAN
PUSTAKA
Kesesuaian
lahan adalah kecocokan macam penggunaan lahan pada tipe lahan tertentu. Kelas
kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda-beda tergantung pada kecocokan
potensi lahan terhadap kebutuhan macam penggunaan lahan tertentu. Evaluasi
kesesuaia lahan adalah penilaian kecocokan tipe lahan terhadap penggunaan lahan
speifik, seperti penggunaan lahan untuk tanman jagung, padi, kopi, cengkeh,
tempat rekreasi pantai alam/hutan/budaya pemukiman, peternakan dan sebagainya.
Kesesuaian setiap macam penggunaan lahan dinilai, diklasifikasikan, dan
disajikan untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna lahan. Pada hakekatnya
evaluasi kesesuaian lahan merupakan evauai kecocokan potensi tipe lahan
terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Evaluasi kesesuaian lahan harus
dilaksanakan secara menyeluruh (holistik), sesuai dengan prinsip dan tujuan
evaluasi lahan (Mahi, 2004).
Pada prinsipnya penilaian kesesuaian lahan
dilaksanakan dengan cara mencocokkan (matching) data tanah dan fisik lingkungan
dengan tabel rating kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan
penggunaan lahan mencakup persyaratan tumbuh/hidup komoditas pertanian yang bersangkutan,
pengelolaan dan konservasi. Kriteria kelas kesuaian lahan untuk 112 jenis
komoditas pertanian yang berbasis lahan disajikan. Pada proses matching hukum minimum dipakai untuk
menentukan faktor pembatas yang akan menentukan kelas dan subkelas kesesuaian
lahannya. Dalam penilaian kesesuaian lahan perlu ditetapkan dalam keadaan
aktual (kesesuaian lahan aktual) atau keadaan potensial (kesesuaian lahan
potensial). Keadaan potensial dicapai setelah dilaksanakan usaha-usaha
perbaikan (Improvement = I) terhadap masing-masing faktor pembatas untuk
mencapai keadaan potensial. (Anonim, 2011)
Sebelum melaksanakan evaluasi lahan, terlebih dahulu
harus ditetapkan asumsi-asumsi yang akan diterapkan. Dalam hal ini apakah
evaluasi lahan akan dilakukan dengan asumsi pada kondisi tingkat manajemen
rendah (sederhana), sedang, atau tinggi. Evaluasi lahan untuk tujuan perencanaan pembangunan
pertanian perkebunan besar dengan masukan teknologi tinggi, tentu berbeda
asumsinya jika tujuan evaluasi lahan hanya untuk perkebunan rakyat yang cukup
dengan masukan teknologi menengah. Demikian pula dalam hal penggunaan alat-alat
pengolahan tanah dalam pembukaan lahan pertanian. Jika lahan akan diolah secara
manual (cangkul atau bajak) maka asumsi yang dapat digunakan dalam menilai
kualitas dan karakteristik lahan berbeda dengan penggunaan alat-alat berat
(mekanik). Sebagai contoh penilaian terhadap tekstur tanah yang liat dan/atau
berkerikil untuk pengolahan tanah secara manual tidak terlalu bermasalah
dibandingkan jika menggunakan alat mekanik. Kasus serupa dalam menghadapi
kualitas lahan terrain dalam hal ini lereng. Pada lereng lebih besar dari 8%
jika tanah diolah dengan menggunakan traktor merupakan masalah, tetapi tidak
demikian kalau diteras dengan menggunakan alat pengolah tanah yang sederhana.
(Rahmat, 2011)
Struktur
klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dapat dibedakan
menurut tingkatannya, yaitu tingkat Ordo, Kelas, Subkelas dan Unit. Ordo adalah
keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan
dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S=Suitable) dan lahan yang tidak
sesuai (N=Not Suitable). Kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat
ordo. Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-masing skala
pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi: (1) Untuk pemetaan tingkat
semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat kelas, lahan yang tergolong
ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu: lahan sangat sesuai (S1),
cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong
ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke dalam kelas-kelas. (2) Untuk pemetaan
tingkat tinjau (skala 1:100.000-1:250.000) pada tingkat kelas dibedakan atas
Kelas sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N) (Fadil, 2011).
Faktor-faktor
yg menunjang adalah data-data mengenai sifat fisik kimia dan biologi tanah
termasuk bentuk wilayah iklim dan lain-lain secara keseluruhan baik sampai
sangat baik. Faktor-faktor penghambat
seperti sifat-sifat fisik kimia dan biologi tanah yg jelek keadaan iklim yg tak
sesuai bentuk wilayah berlereng dan berbukit-bukit sering terjadi genangan air
serta salinitas yg tinggi. Setelah melakukan kegiatan survai dan pemetaan
sumber daya lahan di lapangan kegiatan selanjut adl mengevaluiasi lahan. Evaluasi lahan pada dasar merupakan proses
utk menduga potensi sumber daya lahan utk berbagai penggunaan. Adapun kerangka yg mendasar dari evaluasi
sumber daya lahan adl membandingkan persyaratan yg diperlukan utk suatu
penggunaan lahan tertentu dgn sifat sumber daya yg ada pada lahan tersebut
(Sitorus 1983).
III METODE
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah GPS,
bor belgia, linsimeter, pisau/cutter, penggaris, meteran, dan alat tulis.
B. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan
ini adalah :
1.
Menentukan 5 corntoh
titik pengamatan di Laboratorium Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
2.
Menentukan titik
koordinat masing-masing titik.
3.
Melakukan perhitungan
untuk menentukan skala peta dari koordinat yang telah ditentukan.
4.
Melakukan pengamatan
kemiringan lereng lahan.
5.
Melakukan pengeboran
untuk mengetahui sifat fisik masing-masing titik.
6.
Mencocokkan sifat-sifat
lahan dengan karakteristik yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh optimal.
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Tabel
1. Identitas lokasi di beberapa titik pengamatan
Lokasi
|
Lintang (LS)
|
Bujur (BT)
|
Ketinggian (m)
|
I
|
5°22’07”
|
105°14’34”
|
140
|
II
|
5°22’08”
|
105°14’34”
|
141
|
III
|
5°22’06”
|
105°14’34”
|
140
|
IV
|
5°22’08”
|
105°14’37”
|
148
|
V
|
5°22’10”
|
105°14’40”
|
146
|
Tabel
2. Data fisik beberapa titik pengamatan
Sifat Fisik
|
Titik
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Kedalaman (cm)
|
0-77
|
0-77
|
0-74
|
0-60
|
0-80
|
Bahan Kasar
|
3-5%
|
-
|
3%
|
-
|
15%
|
Tekstur
|
Agak halus
|
Agak halus
|
Agak kasar
|
Agak halus
|
Agak halus
|
Kedalaman Perakaran (cm)
|
27
|
77
|
40
|
37
|
27
|
Konsistensi
|
Tidak lekat
|
Tidak lekat
|
Tidak lekat
|
Sangat lekat
|
Tidak lekat
|
Lereng
|
-
|
-
|
-
|
17,5
|
37,5
|
Tabel
3. Data kimia beberapa titik pengamatan
Lokasi
|
KTK liat (cmolc/kg)
|
Kejenuhan Basa (%)
|
pH H2O
|
C-Organik
|
|
I
|
25-40
|
20-35
|
5,5-6,5
|
2,01-3,00
|
|
II
|
17-24
|
36-50
|
6,6-7,5
|
1,01-2,00
|
|
III
|
17-24
|
36-50
|
6,6-7,5
|
1,01-2,00
|
|
IV
|
5-16
|
20-35
|
4,5-5,5
|
1,01-2,00
|
|
V
|
5-16
|
20-35
|
4,5-5,5
|
1,01-2,00
|
Tabel
4. Penilaian kesesuaian lahan lokasi I untuk tanaman padi
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
3-5%
|
S2
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-77
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
25-40
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
5,5-6,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
2,01-3,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S3 (Kejenuhan Basa)
|
Tabel
5. Penilaian kesesuaian lahan lokasi II untuk tanaman padi
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-77
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
17-24
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
36-50
|
S2
|
pH H2O
|
6,6-7,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S2
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S2 (C-Organik dan kejenuhan basa)
|
Tabel
7. Penilaian kesesuaian lahan lokasi III untuk tanaman padi
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak kasar
|
S3
|
Bahan Kasar (%)
|
3%
|
S2
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-74
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
17-24
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
36-50
|
S2
|
pH H2O
|
6,6-7,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S2
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S3 (Tekstur)
|
Tabel
8. Penilaian kesesuaian lahan lokasi IV untuk tanaman padi
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-60
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
5-16
|
S2
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
4,5-5,5
|
S2
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S2
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
17.5
|
N1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
N1 (Lereng)
|
Tabel
9. Penilaian kesesuaian lahan lokasi V untuk tanaman padi
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
15%
|
S2
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-80
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
5-16
|
S2
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
4,5-5,5
|
S2
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S2
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
37,5
|
N1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
N1 (Lereng)
|
Tabel
10. Penilaian kesesuaian lahan lokasi I untuk tanaman sorgum
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
3-5%
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-77
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
25-40
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
5,5-6,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
2,01-3,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S3 (Kejenuhan Basa)
|
Tabel
11. Penilaian kesesuaian lahan lokasi II untuk tanaman sorgum
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-77
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
17-24
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
36-50
|
S2
|
pH H2O
|
6,6-7,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S2 (C-Organik dan kejenuhan basa)
|
Tabel
12. Penilaian kesesuaian lahan lokasi III untuk tanaman sorgum
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak kasar
|
S3
|
Bahan Kasar (%)
|
3%
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-74
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
17-24
|
S1
|
Kejenuhan Basa (%)
|
36-50
|
S2
|
pH H2O
|
6,6-7,5
|
S1
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
-
|
S1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
S3 (Tekstur)
|
Tabel
13. Penilaian kesesuaian lahan lokasi IV untuk tanaman sorgum
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-60
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
5-16
|
S2
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
4,5-5,5
|
S2
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
17.5
|
N1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
N1 (Lereng)
|
Tabel
14. Penilaian kesesuaian lahan lokasi V untuk tanaman sorgum
Karakteristik Lahan Padi
|
Nilai
|
Kesesuaian Lahan
|
Temperatur Rerata (°C)
|
-
|
S1
|
Curah Hujan (mm)
|
-
|
S1
|
Lama Bulan Kering (bln)
|
-
|
S1
|
Drainase
|
-
|
S1
|
Tekstur
|
Agak halus
|
S1
|
Bahan Kasar (%)
|
15%
|
S1
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-80
|
S1
|
Gambut :
|
|
|
Ketebalan (cm)
|
-
|
S1
|
KTK Liat (cmol)
|
5-16
|
S2
|
Kejenuhan Basa (%)
|
20-35
|
S3
|
pH H2O
|
4,5-5,5
|
S2
|
C-organik (%)
|
1,01-2,00
|
S1
|
Salinitas (ds/m)
|
-
|
S1
|
Alkalinitas/ESP (%)
|
-
|
S1
|
Kedalaman sulfidik (cm)
|
-
|
S1
|
Lereng (%)
|
37,5
|
N1
|
Bahaya erosi (eh)
|
-
|
S1
|
Genangan
|
-
|
S1
|
Batuan di permukaan (%)
|
-
|
S1
|
Singkapan batuan (%)
|
-
|
S1
|
Kesesuaian Lahan
|
N1 (Lereng)
|
B.
Pembahasan
Laboratorium
percobaan fakultas pertanian universitas lampung ini terletak di kawasan
universitas lampung di gedong meneng, bandar lampung. Pada lahan tersebut, kita
mentukan titik koordinat masing-masing titik, kemudian mengamati sifat-sifat
fisik dan kimia, kemudian menetukan kecocokan lahan terhadap karakteristik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan otimum tanaman tertentu. Tanaman yang kita jadikan
contoh adalah padi dan sorgum.
Masing-masing
titik yang kita gunakan semuanya terletak di kawasan laboratorium percobaan
tersebut. Penentuan titik koordinat menggunakan Global Positioning System (GPS). Titik pertama terletak pada
105°14’34” dengan ktinggian 140 mdpl. Titik kedua terletak pada 105°14’34”
dengan ketinggian 141 mdpl. Titik ketiga terletak pada 105°14’34” dengan
ketinggian 140 mdpl. Titik keempat terletak pada 105°14’37” dengan ketinggian
148 mdpl. Titik terakhir terletak pada 105°14’40” dengan ketinggian 146 mdpl.
Masing-masing
titik telah dianalisis sifat fisik dan kimianya yang emudian akan dicocokkan
dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh tanaman padi dan sorgum.
Karakteristik masing-masing yang diamati adalah sifat fisik yang meliputi kedalaman
tanah, bahan Kasar, tekstur, kedalaman perakaran, konsistensi dan kemiringan lereng,
dan sifat kimia meliputi KTK liat, kejenuhan basa, pH H2O dan C-Organik.
Penentuan sifat fisik yanah dilakukan menggunakan teknik pengeboran (Borring) dengan alat bol belgia.
Beberapa
titik lokasi yang dilakukan pengamatan, lalu dicocokkan dengan karakteristik
yang dibutuhkan tanaman. Untuk titik I sesuai marginal dengan faktor pembatas
kejenuhan basa untuk tanaman padi dan sorgum. Untuk titik II cukup sesuai untuk
tanaman padi dan sorgum dengan faktor pembatas kejenuhan basa dan C-Organik.
Untuk titik III cukup sesuai untuk tanaman padi dan sorgum dengan faktor
pembatas tekstur. Untuk titik IV tidak sesuai pada saat ini untuk tanaman padi
dan sorgu dengan faktor pembatas lereng. Sedangkan untuk titik V tidak sesuai
pada saat ini untuk tanaman padi dan sorgum dengan faktor pembatas lereng.
Dari
beberapa titik yang dijadikan sampel, maka dapat diketahui bahwa di lahan
laboratorium percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, cukup sesuai
untuk ditanami tanaman padi dan sorgum. Adapun yang menjadi faktor pembatas untuk
tanaman padi dan sorgum adalah kejenuhan basa, C-Organik, tekstur dan lereng.
Pada titik IV dan V, lereng menjadi faktor pembatas N1, namun hal ini bisa
diatasi dengan pembuatan sengkedan atau terasering pada lahan tersebut,
seningga statusnya menjadi S3 untuk tanaman padi dan sorgum.
Secara
umum, pada lahan tersebut produksi yang diharapkan dibawah keadaan optimal
tanpa membrikan input khusus pada kualitas lahan yang ada hanya akan
berproduksi 20-40% dari produksi optimal tanaman tersebut. Sementara itu, input
atau tindakan pengelolaan khusu yag diperlukan pada lahan yang tersebut untuk
mencapai produksi lebih dari 80% pada kondisi optimal diperlukan input yang
dapat dilaksanakan dan hanya ekonomis dibawah keadaan baik (Dent et al, 1981).
V KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Laboratorium percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung, cukup sesuai untuk ditanami tanaman
padi dan sorgum.
2.
Adapun yang menjadi
faktor pembatas untuk tanaman padi dan sorgum adalah kejenuhan basa, C-Organik,
tekstur dan lereng.
3.
Pembuatan sengkedan
atau terasering pada lahan tersebut menjaikan status lereng dari N1 menjadi S3
untuk tanaman padi dan sorgum.
4.
Produksi yang
diharapkan dibawah keadaan optimal tanpa membrikan input khusus pada kualitas
lahan yang ada hanya akan berproduksi 20-40% dari produksi optimal tanaman
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2011. Prosedur Evaluasi lahan. http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/prosedur.php Diakses
pada tanggal 29 Mei pukul 17.28 wib.
Dent, D. and A.
Young. 1981. Soil Survei and Land
Evaluation. George Allen & Unwin. London.
Djaenudin,
D., Marwan H, H Subagyo, Anny Mulyani, dan N Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas
Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Balitbang pertanian,
Departemen Pertanian. Bogor.
Fadil. 2011. Servei dan Evaluasi Lahan. http://fadilb.blogspot.com/2011/01/survei-dan-evaluasi-lahan.html Diakses pada tanggal 29
Mei 2011 pukul 17.30 wib.
Mahi, Ali
Kabul. 2004. Survei Tanah dan evaluasi
Lahan. Unila press. Bandar Lampung.
Rahmat. 2011.
Survei dan Evaluasi Lahan. http://blog.re.or.id/survei-dan-evaluasi-lahan.htm Diakses pada tanggal 29
Mei 2011 pukul 17.3 wib.
Sitorus,
S.R.P. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan.
Tarsito. Bandung.
like kakak mahasiswa unila
BalasHapus