LAPORAN
PRAKTIKUM
MK
PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN (AGT 303)
SEMESTER
GANJIL 2011/2012
Penanaman Legume
Cover Crop (LCC) Jenis Pueraria
javanica (PJ), Calopogonium
mucunoides (CM),dan Crotalaria juncea L (CJ).
Oleh
Kelompok
B2
1. Alis Saputra 0914013067
2. Angelinar Siringo-ringo 0914013073
3. Angga Sukowardana 0914013074
4. Darso Waluyo 0914013084
5. Dian Mahdarrini 0914013088
6. Ezed Qyoko W.P. 0914013096
![]() |
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2011
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilahirrobbil alamin, dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala kebesaran dan limpahan
nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum “Penanaman Legume Cover Crop (LCC) CM, CJ dan PJ”.
Adapun penulisan laporan praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara pembibitan LCC jenis CM, CJ dan
PJ, mengetahui manfaat LCC tersebut, mengetahui pentingnya LCC pada perkebunan.
Kami menyampaikan terima kasih kepada
tim dosen mata kuliah Produksi Tanaman Perkebunan (AGT 303), Dr. Maria Viva
Rini, Ir. Sugiatno, dan Ir. Azlina Heryati Bakrie,M.S., yang telah membimbing
kami dalam kuliah dan praktikum mata kuliah ini hingga laporan ini selesai
dibuat. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan raktikum ini.
Kepada para pembaca diharapkan juga
saran dan kritiknya yang membangun agar dapat lebih baik kedepannya. Semoga
laporan praktikum ini bermanfaatb tidak hanya bagi praktikan tetapi juga
masyarakat luas.
Bandar Lampung, Januari 2012
Penulis
I.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tanaman kacang-kacangan
penutup tanah adalah setiap tanaman tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai
monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa
jenis tanaman tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki berbagai kondisi yang
terkait dengan pertanian berkelanjutan. Tanaman penutup tanah sangat penting,
alat berkelanjutan yang digunakan untuk mengelola kesuburan tanah, kualitas
tanah, air, gulma (tanaman yang tidak diinginkan yang membatasi potensi
produksi tanaman), hama (binatang yang tidak diinginkan, biasanya serangga,
yang membatasi potensi produksi tanaman), penyakit, dan keragaman dan satwa
liar , di agroekosistem (Lu et al 2000).
Legume cover crop (LCC) adalah tanaman dari genus
Leguminosa (buah berpolong/ kacangan). Menanam legume cover crop di perkebunan
kelapa sawit adalah salah satu tahapan pekerjaan yang penting dan membutuhkan
biaya yang cukup tinggi.
Manfaat
pembangunan penutup tanah adalah sebagai berikut :
a. Menekan
pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya pengendalian gulma
b. Memperbaiki
kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah.
c. Mengurangi
erosi tanah yang secara langsung akan memelihara tekstur tanah dan mengurangi
pencucian/kehilangan hara.
d. Memperbaiki
sifat kimia tanah dengan mengikat N dari udara, kemudian mengolah dan
melepaskannya kedalam tanah melalui bintil akar dalam bentuk bahan organik
(produksi humus).
e. Mempertahankan
kelembaban dan kandungan air tanah dengan mengurangi penguapan air permukaan,
menyimpan air dan mengurangi suhu tanah.
f. Mempercepat
dekomposisi bahan organik
dalam memilih
tanaman yang akan digunakan sebagi lcc, diperlukan criteria tertentu. Kriteria
yang digunakan dalam memilih legume cover crop antara lain :
a. Sitem
perakarannya tidak mengganggu tanaman utama
b. Bukan pesaing berat bagi tanaman utama dalam penyerapan unsur hara dan air.
c. Mudah diperbanyak baik secara vegetatif maupun generatif
d. Pertumbuhannya cepat dan berpotensi menekan gulma.
e. Tahan terhadap hama, penyakit dan kekeringan serta bukan merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman utama.
f. Memberikan bahan organik yang tinggi.
b. Bukan pesaing berat bagi tanaman utama dalam penyerapan unsur hara dan air.
c. Mudah diperbanyak baik secara vegetatif maupun generatif
d. Pertumbuhannya cepat dan berpotensi menekan gulma.
e. Tahan terhadap hama, penyakit dan kekeringan serta bukan merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman utama.
f. Memberikan bahan organik yang tinggi.
b.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
cara pembibitan LCC
2. Mengetahui
jenis- jenis LCC
3. Mengetahui
menfaat LCC
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman kacang-kacangan penutup tanah/LCC adalah
tanaman yang dibudidayakan untuk
memperbaiki berbagai kondisi yang terkait dengan pertanian berkelanjutan. Tanaman
penutup tanah sangat penting dan juga merupakan salah satu alat berkelanjutan
yang digunakan untuk mengelola kesuburan tanah, kualitas tanah, air, gulma
(tanaman yang tidak diinginkan yang membatasi potensi produksi tanaman), hama
(binatang yang tidak diinginkan, biasanya serangga, yang membatasi potensi
produksi tanaman), penyakit, dan keragaman dan satwa liar , di dalam
agroekosistem (Lu et al 2000).
Meskipun tanaman penutup dapat melakukan beberapa
fungsi dalam suatu agroekosistem secara bersamaan, mereka sering ditanam untuk
tujuan tunggal yaitu mencegah erosi tanah. Pencegahan erosi tanah yaitu dengan
cara yang diperbaiki lagi dan dapat mengurangi kapasitas produktif suatu
agroekosistem. tanaman penutup padat berdiri secara fisik, memperlambat
kecepatan curah hujan sebelum kontak permukaan tanah, mencegah tanah percikan
dan aliran permukaan yg menyebabkan. Dengan mengurangi erosi tanah, tanaman
penutup seringkali juga mengurangi baik tingkat dan kuantitas air yang mengalir
di luar lapangan, yang biasanya akan menimbulkan risiko lingkungan perairan dan
ekosistem hilir (Romkens et al 1990, Dabney et al 2001).
Tanaman penutup
juga bersaing dengan gulma selama masa pertumbuhan tanaman penutup
tanah, dan dapat mencegah biji gulma yang paling berkecambah dari menyelesaikan
siklus hidup mereka dan mereproduksi. Jika tanaman penutup pada
permukaan tanah tersisa daripada dimasukkan ke dalam tanah, dapat djadikan sebagai pupuk hijau setelah pertumbuhan yang
dihentikan, dapat membentuk tikar hampir tak tertembus.
Hal
ini secara drastis mengurangi transmitansi cahaya untuk bibit gulma, yang dalam
banyak kasus mengurangi tingkat perkecambahan biji gulma (Teasdale 1993).
Cover crop / tanaman penutup dapat meningkatkan
kualitas tanah dengan meningkatkan tingkat bahan organik tanah melalui input
tutupan biomassa tanaman dari waktu ke waktu. Peningkatan bahan organik tanah,
meningkatkan struktur tanah, serta memegang air dan gizi dan kapasitas datar
tanah (Patrick et al 1957)..
Banyak
jenis cover crop yang telah dikenal
oleh masyarakat. Misalnya saja Pueraria
javanica (PJ). Tumbuhan ini tumbuh melilit
atau merambat , tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda, banyak daun
dengan panjang sulur 1-3 m, tumbuh sampai ketinggian 1,000 m dpl, tidak peka
sulurnya dan bukunya tumbuh akar sehingga mudah di stek, bijinya di panen pada
bulan Juli sampai September relatif produksinya sedikit, musim kering daunnya
akan berguguran, produksi daun tanaman berumur 5-6 bulan 200 kwintal/ha yang
mengandung 200-300 kg N dan 20-30 kg P2O5, pada tanah yang sesuai dibutuhkan
biji 3 – 4,5 kg/ha. Pueraria javanica
bersifat tumbuh awal agak lambat, setelah tumbuh dapat bertahan lama dan lebih
tahan terhadap naungan Ukuran biji kecil dengan warna putih agak abu-abu dan
kusam, (Teasdale 1993).
Selain Pueraria
javanica, ada pula jenis LCC Calopogonium mucunoides (CM) dimana tumbuhan ini tumbuh
merambat dan menjalar, tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda,
banyak daun dengan panjang sulur 1-3 m, tumbuh sampai ketinggian 300 m dpl,
peka sulurnya dan akan mati kalau terinjak waktu panen, bijinya di panen pada
bulan April sampai Juni, tidak tahan terhadap musim kering yang panjang tetapi
segera tumbuh lagi di awal musim hujan, produksi daun tanaman berumur 5-6 bulan
200 kwintal/ha yang mengandung 200-300 kg N dan 20-30 kg P2O5, pada tanah yang sesuai
dibutuhkan biji 3 – 4,5kg/ha.
Calopogonium
mucunoides (CM) bersifat cepat tumbuh (perintis), toleran terhadap tanah yang tidak
subur. Ukuran biji kecil
dengan warna gelap kemerahan dan bermotif, (Teasdale 1993).
Tanaman
Crotalaria juncea L. merupakan sumber N, kadar C-organik tinggi, ramah
lingkungan dan bebas dari biji -bijian/gulma. Pemberikan kompos tersebut
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meningkatkan jumlah biota,
memperbaiki struktur tanah yang berimbas pada porositas (ketersediaan air dan
udara), sekaligus menambah kandungan bahan organik tanah. tanaman penutup tanah
jenis leguminous mampu menggantikan penggunaan pupuk nitrogen sebesar 72-190
kg/ha. Penelitian di Hawai untuk mengetahui efek pemberian pangkasan cover crop
ke dalam tanah terhadap mikroorganisme tanah dan level nitrogen menggunakan
empat jenis cover crop, dua di antaranya termasuk jenis leguminous (Cajanus cajan dan Crotalaria juncea ). Hasilnya menunjukkan bahwa jenis legum
menyumbangkan total N (NO3 + NH4) sampai 35 ppm (sangat tinggi) dibandingkan
kedua jenis lainnya. Leguminous yang dapat digunakan sebagai tanaman penutup
tanah cukup banyak jenisnya tetapi dalam penggunaannya perlu dipertimbangkan
selain dapat bermanfaat memperbaiki kondisi tanah, juga bermanfaat langsung
bagi masyarakat terutama bagi penyediaan hijauan pakan ternak maupun kayu bakar
(Narendra dan Eka, 2006).
III.
BAHAN DAN METODE
- Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium lapangan terpadu unila dan
laboratorium gulma. Pelaksanaan praktikum setiap hari rabu pukul 10.00 WIB
sampai dengan pukul 12.00 WIB mulai dari
tanggal 14 September 2011 sampai dengan tanggal 7 Desember 2011.
- Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
- LCC jenis CJ 6. Kertas label
- LCC jenis CP
- LCC jenis PJ
- Tanah gembur
- Air
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Cangkul
- Polibag
- Cawan petri
- Kertas merang
- Metode
Metode praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Dirusak dormansi biji LCC dengan cara digosok permukaan biji LCC menggunakan amplas
- Disiapkan cawan petri dan kertas merang yang telah dibasahi hingga lembab
- Dimasukkan kertas merang tersebut ke dalam cawan petri dan diberi label
- Disemai biji LCC ke dalam cawan petri sebanyak 50 biji
- Dilakukan pengamatan dan penyulaman selama 2 minggu
- Dilakukan aklimatisasi ke dalam polibag sebanyak 16 benih
- Dilakukan perawatan LCC selama 2 minggu
- Dilakukan transplanting di lahan laboratorium lapangan terpadu
- Dilakukan pengamatan dan pemeliharaan
- Dicatat hasil pengamatan
- Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati adalah jumlah daun dan tinggi tanaman
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
a. Crotalaria juncea
Tabel
.1 tinggi tanaman Crotalaria juncea
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Crotalaria juncea
|
||||
26-Oct-11
|
02-Nop-11
|
9-Nov-11
|
16-Nop-11
|
23-Nov-11
|
|
|
…………………cm …………………..
|
||||
1
|
4
|
7
|
15
|
23
|
31
|
2
|
6
|
9
|
16
|
25
|
29
|
3
|
5
|
10
|
17
|
23
|
28
|
4
|
4
|
9
|
14
|
19
|
29
|
5
|
9
|
11
|
16
|
23
|
32
|
6
|
9
|
12
|
14
|
21
|
30
|
7
|
9
|
10
|
15
|
22
|
31
|
8
|
9
|
11
|
16
|
22
|
30
|
9
|
8
|
9
|
14
|
21
|
31
|
10
|
7
|
9
|
13
|
18
|
29
|
11
|
6
|
10
|
12
|
18
|
26
|
12
|
7
|
9
|
14
|
20
|
27
|
Grafik
.1 tinggi tanaman Crotalaria juncea

Tabel
2. Jumlah daun Crotalaria juncea
Perlakuan
|
Jumlah Daun Clotalaria juncea
|
||||
26-Oct-11
|
02-Nop-11
|
9-Nov-11
|
16-Nop-11
|
23-Nov-11
|
|
|
|||||
1
|
3
|
5
|
11
|
18
|
25
|
2
|
4
|
7
|
12
|
20
|
23
|
3
|
4
|
8
|
13
|
18
|
22
|
4
|
4
|
7
|
10
|
14
|
23
|
5
|
4
|
9
|
12
|
18
|
26
|
6
|
4
|
8
|
10
|
16
|
24
|
7
|
4
|
6
|
11
|
18
|
25
|
8
|
4
|
7
|
12
|
18
|
24
|
9
|
5
|
5
|
10
|
17
|
25
|
10
|
4
|
5
|
9
|
14
|
23
|
11
|
3
|
6
|
8
|
14
|
20
|
12
|
3
|
5
|
10
|
16
|
23
|
Grafik.
2. Jumlah daun Crotalaria juncea

b. Pueraria javanica
Tabel
.3 tinggi tanaman Pueraria javanica
Perlakuan
|
Jumlah Daun Pueraria
javanica
|
||||
26-Oct-11
|
02-Nop-11
|
9-Nov-11
|
16-Nop-11
|
23-Nov-11
|
|
|
|
||||
1
|
3
|
4
|
5
|
6
|
9
|
2
|
5
|
5
|
6
|
7
|
7
|
3
|
5
|
5
|
6
|
7
|
8
|
4
|
4
|
5
|
5
|
6
|
6
|
Grafik 3. tinggi tanaman Pueraria javanica
|

Tabel .4 tinggi tanaman Pueraria javanica
|
|||||
Perlakuan
|
Tinggi Tanaman Pueraria
javanica
|
||||
26-Oct-11
|
02-Nop-11
|
9-Nov-11
|
16-Nop-11
|
23-Nov-11
|
|
|
·····························
cm ·····························
|
||||
1
|
5
|
6
|
7
|
8
|
10
|
2
|
7
|
7
|
8
|
8
|
8
|
3
|
7
|
7
|
8
|
8
|
8
|
4
|
6
|
7
|
7
|
8
|
8
|

B.
Pembahasan
Tanaman penutup tanah
adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman
kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan
sifat fisik tanah. Tanaman kacang – kacangan penutup tanah / Cover Crop juga
disebut "pupuk hijau" ini digunakan untuk mengelola berbagai
macronutrients tanah dan mikro. Sebagai contoh di Nigeria, tanaman penutup
tanah Mucuna pruriens (koro benguk) telah ditemukan untuk meningkatkan
ketersediaan fosfor dalam tanah setelah petani menggunakan lebih sedikit rock
phosphate (Vanlauwe et al. 2000). Sehubungan dengan nutrisi, dampak tanaman
pelindung yang ada pada manajemen nitrogen telah sangat diakui & dinikmati
oleh para peneliti dan petani, karena nitrogen sering menjadi unsur hara yang
paling penting dalam produksi tanaman.
Cover crop / tanaman
penutup yang dikenal sebagai "pupuk hijau" yang tumbuh dan dimasukkan
(oleh olah tanah) ke dalam tanah sebelumnya mencapai kematangan penuh, dan
dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitasnya . Mereka umumnya
polong- polongan, yang berarti mereka adalah bagian dari Fabaceae (kacang) .
Familia Fabaceae ini adalah unik karena semua spesies di dalamnya menghasilkan
polong, seperti kacang, kacang-kacangan, bunga lupin dan alfalfa. tanaman
penutup polongan biasanya tinggi dalam nitrogen dan sering bisa, untuk berbagai
tingkatan, memberikan jumlah N yang diperlukan untuk produksi tanaman yang
biasanya bisa diterapkan dalam bentuk pupuk kimia ( disebut pupuk pengganti ).
Dengan
fungsi utama seperti uraian diatas, maka tanaman yang digunakan sebagai tanaman
penutup tanah secara ideal harus memiliki syarat sebagai berikut:
1.
Bukan
merupakan saingan terhadap pengambilan unsur hara, sinar matahari dan air bagi
tanaman utama
2.
Mudah
diperbanyak secara vegetatif/ generatif
- Tidak sebagai tanaman inang hama/ penyakit bagi tanaman utama
- Pertumbuhannya cepat banyak meng-hasilkan daun (memberikan bahan organik yang tinggi)
- Resisten terhadap hama/penyakit kekeringan dan naungan
- Berpotensi menekan perkembangan gulma
- Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
Dalam praktikum ini digunakan tanaman penutup tanah
jenis Pueraria javanica (PJ), Calopogonium mucunoides (CM),dan Crotalaria juncea L (CJ). Masing-
masing jenis LCC memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Misalnya
saja CM memiliki kelebihan dapat tumbuh pada ketinggian 0-300 m diatas
permukaan laut, produksi daun selama 5
bulan dapat mencapai 20 ton sehingga sangat baik sebagai pensuplai unsur N
kedalam tanah dan bijinya kecil-kecil serta memiliki daya tumbuh sedang.
Sedangkan kelemahannya yaitu, tidak tahan bersaing
dengan gulma dan berumur pendek.
Pada saat penyemaian biji LCC, terjadi biji yang
tidak berkecambah. Hal ini dikarenakan tampat yang terlalu lembab. Setelah
silakukan penyemaian kembali, beberapa biji ada yang tumbuh. Dari biji yang
tumbuh tersebut, digunakan sebanyak 16 benih dari masing-masing jenis LCC untuk ditanam didalam
polibag. Setelah 3 minggu, maka dilakukan transplanting
ke lahan. Pada saat melakukan transplanting, terjadi kesalahan dalam hal lahan transplanting. Lahan yang digunakan
untuk transplanting merupakan lahan penelitian, sehingga kami harus memindahkan
(transplanting kembali) ke lahan yang
baru setelah tanaman tersebut ditanam selama seminggu. Akibat perpindahan yang
dilakukan, banyak tanaman yang menjadi stress dan akhirnya mati. Untuk tanaman
LCC jenis Clotalaria juncea (CJ)
tidak ada yang mati. Tetapi untuk tanaman LCC jenis Pueraria javanica (PJ) terdapat tanaman yang mati sebanyak 5
tanaman. Dan untuk tanaman LCC jenis Calopogonium
mucunoides (CM) semua
tanaman mati secara berangsur-angsur semenjak transplanting kedua sampai
seminggu berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Eka,
Narendra. 2006. Penggunaan LCC dalam
konservasi alam. Gramedia:
Jakarta
Lu,
Y. C., K. B. Watkins, J. R. Teasdale, and A. A. Abdul-Baki. 2000. Cover crops in sustainable food production.
Food Reviews International 16:121-157.
Patrick,
W. H., C. B. Haddon, and J. A. Hendrix. 1957. The effects of longtime use of winter cover crops on certain physical
properties of commerce loam. Soil Science Society of America 21:366-368.
Romkens,
M. J. M., S. N. Prasad, and F. D. Whisler. 1990. Surface sealing and Infiltration. Pages 127-172 in M. G. Anderson
and T. P. Butt, editors. Process studies in hillslope hydrology. John Wiley and
Sons, Ltd.
Teasdale,
J. R. 1993. Interaction of light, soil
moisture, and temperature with weed suppression by hairy vetch residue.
Weed sci 41:46-51.
LAMPIRAN
saya membutuhkan biji tanaman cover crop, kalo bisa bantu tolong hubungi saya.
BalasHapuswww.sabutkelapa.net
Jika menanam sengon solomon jaguar di lahan yang jarang hujan, cocok sekali tanaman PJ untuk di galakkan pada tumbuhan sengon solomon jaguar.
BalasHapus