HAMA
PENTING PADA TANAMAN TOMAT
(Laporan Praktikum Hama Penting Tanaman)
Oleh
Darso Waluyo
0914013084
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011
I.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Tomat berasal dari amerika tropis, di tanam sebagai tanaman
buah di ladang, pekarangan atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600 m dpl.
Pengembangan budidayanya semakin meluas di berbagai Negara di dunia, termasuk
kawasan asia. Di Filipina, tanaman tomat di perkenalkan pada tahun 1571,
kemudian ditanam dinegara lainnya di Asia. Masuknya tanaman tomat ke Indonesia
di duga pada tahun 1811. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik
serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak
atau bersandar pada tanaman lain , tinggi 0.5 – 2.5 m, bercabang banyak,
berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, bercabang mulai dari ketiak daun yang
berada dekat dengan tanah, kulit batang berwarna hijau dan berbulu. Menebal
pada buku-bukunya berambut kasar warnanya hijau keputihan. Daun tomat tumbuh di
dekat ujung dahan atau cabang, daun majemuk menyirip letak berseling, bentuknya
bundar telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal membulat, helaian daun
yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi,
panjang 10-40 cm, warnanya hijau muda , tangkai daun berbentuk bulat memanjang.
Bunga tomat merupakan bunga majemuk terletak dalam rangkaian bunga yang terdiri
atas 4-14 kuntum bunga yang menggantung pada rangkaian bunga, berkumpul dalam
rangkaian berupa tanadan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang , warnanya
kuning. Buahnya buah buni, berdaging,kulitnya tipis mengkilat, beragam dalam
bentuk ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih , warnanya
kuning kecoklatan.
Tomat
memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna
keputih-kep[utihan yang menyebar kesemua arah hingga jkedalaman 30-40 cm.
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyerang
bagian- bagian tanaman budidaya yang dapat menurunkan produksi baik secara
kuantitas maupun kualitas dan secara ekonomis merugikan. Penyakit adalah salah
satu jasad pengganggu selain kelompopk hama, terkecuali nematode, yang dapat
menurunkan produktifitas maupun pertumbuhan tanaman. Permasalahan kerusakan
tanaman akibat serangan hama dan penyakit merupakan bagian dari budidaya
pertanian sejak manusia membudidayakan pertanian ribuan tahun yang lalu.
Peningkatan produksi sayuran di Indonesia sangat diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri guna mengimbangi laju pertambahan
penduduk yang semakin meningkat pula. Selain itu, penting juga adanya upaya
peningkatan produksi sayuran untuk keperluan ekspor dan substitusi. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama pembangunan nasional di sektor pertanian yaitu
menaikkan produksi pertanian.
Tomat banyak disukai masyarakat
Indonesia untuk dikomsumsi sebagai bahan pelengkap makanan. Namun budidaya
tanaman tomat harus dilestarikan dan jangan sampai punah gara-gara perawatan
yang belum mendetail akan gejala hama dan penyakit pada tanaman tomat tersebut.
Hama dan penyakit pada tanaman tomat
bisa anda brantas dan dimusnahkan dari sekarang. Pengetahuan tentang hama dan
penyakit pada tanaman tomat mempengaruhi hasil panen setiap orang yang berbeda.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
hama penting pada tanaman tomat dan jagung
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Serangga yang menjadi hama penting pada tanaman sayuran kedua
family tersebut antara lain adalah Ulat Tritip (Plutella xylostella), Ulat Krop (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat Tanah (Agrotis ipsilon), dan Ulat Grayak (Spodoptera litura) untuk tanaman sayuran famili Brassicaceae,
sedangkan pada family Cucurbitaceae hama utamanya antara lain adalah Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.),
Lalat pengkorok daun (Liriomyza huidobrensis), Oteng-oteng
atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver), dan Siput (Achatina fulica) (Esti, 2010).
Hama ini disebut juga
hileud tegel, hileud orok, uler lutung, uler bumi atau black cutworm. Hama
dewasa berupa ngengat berwarna gelap dengan beberapa titik putih
bergaris-garis, aktif pada malam hari. Larva atau ulat yang baru menetas hidup
pada daun muda, membuang lubang-lubang kecil dengan memakan jaringan daun.
Selanjutnya jika ulat bertambah besar (2,5-3,5 cm) akan pindah ke tanah,
bersembunyi pada siang hari dan akan aktif mencari makan pada malam hari
(Duriat, 2006)
Penggerek batang (Ostrinia
furnacalis) menyerang bagian batang, daun, dan tongkol. Larva penggerek
batang dapat merusak daun, batang, serta bunga jantan dan betina atau tongkol
muda. Larva instar I-III merusak daun dan bunga jantan, sedangkan larva instar
IV-V merusak batang dan tongkol (Nafus dan Schreiner, 1987).
Namun dalam pengamatan
di lapang hama ini hanya menyerang pangkal batang saja. Gejala yang ditunjukkan
berupa gerekan di bagian dalam batang. Hama ini menyerang tanaman pada kisaran
6 MST. Kehilangan hasil jagung, selain dipengaruhi oleh padat populasi larva O.
Furnacalis, juga ditentukan oleh umur tanaman saat terserang (Nonci dan
Baco, 1987).
Serangga
merupakan salah satu hama yang banyak menyerang tanaman dan serangan paling
besar yang ditimbulkan oleh serangga hama adalah pada fase larva. Fase larva
merupakan fase paling aktif dari serangga karena pada fase tersebut serangga
membutuhkan makanan lebih banyak untuk kelangsungan hidupnya. Larva
Crocidolomia pavonana telah menimbulkan kerusakan pada tanaman kubis dan
dibutuhkan pengendalian yang tepat untuk mengurangi serangannya ( Sastrosiswojo
& Setiawati 1993).
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Pengamatan
No
|
Gejala
|
1
|
tomat terserang Penggerek buah tomat ( Agrotis epsilon)
|
2
|
Penggerek buah tomat ( Agrotis epsilon)
|
3
|
Wereng Jagung( Peregrinus maydis)
|
4
|
Jagung terserang Ostrinia purnacalis
|
5
|
Penggerek Batang Jagung (Ostrinia
purnacalis)
|
- Pembahasan
1. Ulat Tanah : Agrotis ipsilon Hufn
klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Arthropoda
Class :
Insecta
Ordo :
Lepidoptera
Family :
Noctuidae
Genus :
Agrotis
Species :
Agrotis ipsilon Hufn
Morfologi
Telur diletakkan secara tunggal atau beberapa butir
bersama-sama pada tanaman muda, rerumputan dan lain-lain. Bentuk telur bulat
kecil berdiameter 0,5 mm dan berwarna kuning muda, sehingga dilapangan sulit
untuk ditemukan. Telur menetas setelah 3-5 hari (Pracaya, 2009).
Larvanya berwarna coklat tua sampai hitam dan hidup
pada daun tanaman muda. Larva membuat lubang0lubang kecil dengan jalan memakan
jaringan-jaringan daun. Bila larva sudah besar panjangnya antara 2,5-3,0 cm
akan pindah ke tanah. Pada siang hari larva bersembunyi di dalam tanah, di
sekitar batang tanaman yang dirusaknya. Lama stadium larva 30-36 hari.
Pupa dibentuk dipermukaan tanah dengan kokon
terbuat dari tanah. Daur hidup ulat tanah berkisar antara 46-71 hari.
Imagonya memiliki sayap depan dengan warna coklat
tua dengan beberapa titik putih dan bergaris-garis. Imagonya aktif terbang pada
waktu senja dan malam hari. Lama hidup imagonya antara 7-14 hari.
Stadia Merusak
Agrotis ipsilon Hufn merusak tanaman dari stadia
larva atau ketika masih menjadi ulat (Pracaya, 2009).
Gejala Serangan dan Bagian yang Dirusak
Gejala serangan yang khas ditandai dengan
terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Kerusakan berat
terjadi pada awal musim kemarau.
Pengendalian
Pengendalian
ulat ini diarahkan pada cara bercocok tanam yang lebih baik seperti
pengolahan tanah yang intensif sehingga mampu menekan kehidupan larva dan pupa.
Selain itu,dapat dilakukan pula tindakan
pengendalian dengan cara:
(1)
ngengat
tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan
perangkap
(2)
telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar
atau dimatikan
(3)
ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi
serangan pada tanaman tomat
(4)
tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat
dibersihkan
(5)
disemprot dengan insektisida, misalnya
Diazinon dan Cymbush.
Tanaman inang lain
Selain menyerang tanaman tomat, ulat tanah juga
menyerang tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan
sebagainya.
b. Ostrinia furnacalis.
Phylum : arthropoda
Class : hexapoda
Order : lepidoptera
Family
: Pyralidae
Bioekologi
Ngengat aktif malam hari, dan
menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur
imago/ngengat
dewasa 7-11 hari. Telur diletakkan
berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30- 50 butir,
seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari.
Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi
dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke
5-9, umur telur 3-4 hari,
Larva, larva yang baru menetas
berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindahpindah, larva muda makan pada
bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva
17-30 hari. Pupa biasanya
terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.
Gejala serangan
Larva
O. furnacalis ini mempunyai karakteristik kerusakan pada setiap bagian
tanaman jagung yaitu
lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal
tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak,
Pengendalian
a). Kultur teknis
-
Waktu tanam yang tepat,
-
Tumpangsari jagung dengan kedelai atan kacang tanah.
-
Pemotongan sebagian bunga jantan (4 dari 6 baris tanaman)
b). Pengendalian hayati
Pemanfaatan
musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma
spp. Parasitoid
tersebut
dapat memarasit telur O. furnacalis. Predator Euborellia annulata memangsa
larva
dan pupa O. furnacalis. Bakteri Bacillus
thuringiensis Kurstaki mengendalikan
larva
O. furnacalis, Cendawan sebagai
entomopatogenik adalah Beauveria bassiana dan
Metarhizium
anisopliae mengendalikan larva O. furnacalis.
Ambang ekonomi 1 larva
/tanaman.
c). Pengendalian kimiawi
Penggunaan
insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos,
dan
karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang jagung.
• Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari.
• Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9.
• Larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindah pindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.
• Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.
• Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari.
• Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9.
• Larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindah pindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.
• Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.
Serangan :
• Hama menyerang tanaman menjelang berbunga dengan menggerek dalam batang, tanda terjadi serangan yaitu adanya serbuk berwarna putih berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan patah.
• Kerusakan yang ditimbulkan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, dan tumpukan tassel yang rusak.
• Hama menyerang tanaman menjelang berbunga dengan menggerek dalam batang, tanda terjadi serangan yaitu adanya serbuk berwarna putih berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan patah.
• Kerusakan yang ditimbulkan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, dan tumpukan tassel yang rusak.
C.
Wereng jagung (Peregrines maydis)
Wereng jagung ini
merupakan hama baru pada tanaman jagung di Jawa Barat, hama ini tergolong tidak
ganas, populasi setiap musim ada tetapi sedikit.Pada saat ini desember 2010
hama ini berkembang pesat dan mampu menyebabkan tanaman jagung terserang berat
meskipun hanya beberapa hektar saja. Menyerang tanaman jagung berumur 43-70
hst Serangga dewasa
mempunyai sayap yang relatif panjang
Stadia nimfa
mengalami 5 kali pergantian kulit (5instar) untuk sampai menjadi dewasa
Nimfa memerlukan waktu
rata-rata 3 hari.
Musuh alami : Laba-laba, Kumbang
Coccinella,
Parasitoid telur dan jamur metarhizium
Penanggulangan :
- Pengamatan intensif terhadap perkembangan populasi wereng jagung peregrimus maydis
- Bila kepadatan populasi peregrimus maydis rendah apliksi dengan -pestisida nabati (ekstrak daun nimba, umbi gadung, daun suren, daun sirih) atau Agens hayati Metarhizium
- Bila kepadatan Populasi Peregrimus maydis tinggi aplikasi dengan insektisida yang berbahan aktif Karbofuron, monokrotopos dan penitrotion.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagi berikut:
1.
Hama Agrotis
ipsilon merupakan hama yang paling sering menimbulkan kerugian pada
budidaya tanaman tomat.
2.
Hama Agrotis
ipsilon menyerang tanaman tomat dengan cara merpotong tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun.
3.
Hama Ostrinia
furnacalis menyerang tanaman jagung dengan cara melubangi batang tanaman
4.
Baik hama Agrotis ipsilon maupun hama Ostrinia furnacalis menyerang pada saat
fase larva.
5.
Pengendalian hama ini dapat dilakuan dengan
cara biologi, fisik, kultur
teknis,maupun Secara Kimia.
DAFTAR
PUSTAKA
Duriat, A. S. 1997. Teknologi
Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung.
Nafus, O.M. and I.H. Schreiner.
1987. Location of Ostrinia furnacalis
(Lepidoptera:
Pyralidae) egg and larvae on sweet
corn in relation to plant growth stage. J. Econ.Entomol. 80(2): 411−416.
Nonci, N. dan D. Baco. 1987. Pengaruh waktu infestasi dan jumlah larva
Ostrinia furnacalis Guenee terhadap kerusakan pada tanaman jagung. Agrikam,
Buletin Penelitian Pertanian Maros 2(2): 49−59.
Pracaya. 1993. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yulia, Esti. 2010. Hama
Penting Tanaman Kubis. (http://blog.ub.ac.id/estiyulia, diakses 26 Februari
2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar