PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN SIRSAK TERHADAP HAMA
WALANG SANGIT
( Laporan
Praktikum Teknik Pertanian Organik )
Disusun
Oleh
(Kelompok
4)
Ahmad Fajar A 0914013182
Apri T Hutapea 0914013077
Dani Bayu Aji RN 0914013082
Darso Waluyo 0914013084
Emma Halimaturosidah 0914013085
Erika AlinaPuteri 0914013194
Ketut Aryo 0913013115
Nely Merina 0714012013
Rani Yosilia 0914013144
Rifky Artha Prawira 0914013153
Risa Jamil 0914013154
Sandi Suseno 0914013159

PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2011
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dalam usaha tani. Pada belakangan tahun ini ada
anggapan bahwa pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan penyemprotan
dengan menggunakan pestisida maupun insektisida. Namun, setelah terasa dampak
negatif dari penggunaan pestisida maupun insektisida ini maka para ahli hama
tidak lagi menganjurkan secara besar-besaran dalam penggunaan racun pestisida
maupun insektisida.
Di era sekarang banyak petani dalam melakukan
pengendalian hama menggunakan pestisida dari bahan kimia yang bertujuan agar
hama bias secara cepat musnah,namun hal ini menimbulkan pencemaran lingkungan
yang tanpa disadari oleh petani,yaitu mengakibatkan residu yang dapat
membahayakan lingkungan dan juga manusia itu sendiri, Catatan WHO (Organisasi
Kesehatan Dunia mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi
keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang dan dari angka tersebut
yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Dampak negatif dari penggunaan
pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida,
membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya harga pestisida dan penggunaan
yang salah dapat mengakibatkan racun bagi lingkungan, manusia serta ternak.
Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis. Misalnya daun sirsak. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna.
Bahan yang digunakan pun tidak sulit untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis. Misalnya daun sirsak. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna.
Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai
pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya. Karena penggunaan
pestisida alami relatif aman dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak
apapun yang diberikan tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada
hanya kesalahan teknis, seperti tanaman yang menyukai media kering, karena
terlalu sering disiram dan lembab, malah akanditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti
tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab,
malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang
diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh
untuk tanamannya(Kardiman,2003).
Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama(Sudarsono. 2006).
Selain harus mengenal karakter dari bahan yang akan digunakan, karakter hamanya sendiri pun harus diperhatikan dengan baik. Dengan mencari informasi karakter hidup hama, mendengarkan dari pengalaman orang lain serta mengamati sendiri, kita dapat mencari kelemahan dari hama tersebut. Contohnya untuk kutu yang menempel kuat di batang atau daun dapat diatasi dengan menggunakan campuran sedikit minyak agar kutu tidak dapat menempel. Selain itu, untuk semut yang menyukai cairan manis pada tanaman, dapat disemprotkan air sari dari daun yang sifatnya pahit seperti daun pepaya, daun diffen, dan lainnya.
Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya.
Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama(Sudarsono. 2006).
Selain harus mengenal karakter dari bahan yang akan digunakan, karakter hamanya sendiri pun harus diperhatikan dengan baik. Dengan mencari informasi karakter hidup hama, mendengarkan dari pengalaman orang lain serta mengamati sendiri, kita dapat mencari kelemahan dari hama tersebut. Contohnya untuk kutu yang menempel kuat di batang atau daun dapat diatasi dengan menggunakan campuran sedikit minyak agar kutu tidak dapat menempel. Selain itu, untuk semut yang menyukai cairan manis pada tanaman, dapat disemprotkan air sari dari daun yang sifatnya pahit seperti daun pepaya, daun diffen, dan lainnya.
Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya.
Karena penggunaan pestisida alami relatif aman
dalam dosis tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman
sangat jarang ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan teknis, seperti
tanaman yang menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab,
malah akan memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang
diamati dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh
untuk tanamannya(Kardiman,2003).
B.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui cara
membuat pestisida nabati daun sirsak.
2.
Mengetahui
efektifitas pestisida nabati daun sirsak terhadap hama walang sangit.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Di
era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup
mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial.
Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida
organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu
penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan
menghindari ketergantungan pada pestisida kimia. Penggunaan pestisida organik
harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian.
Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan
dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan
siklus perkembangan hama(Sudarsono. 2006).
Tanaman Annona muricata (sirsak) mengandung zat toksik
bagi serangga hama. Serangga yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan
simpan mengalami kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang terkandung
pada daun sirsak. Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga
terhambat, mengurangi produksi telur dan sebagai repellen (penolak) (Gruber dan
Karganilla, 1989).
Kematian larva yang diakibatkan oleh ekstrak daun sirsak memperlihatkan indikasi tidak sempurnanya proses ekdisis terbukti dengan adanya sejumlah larva yang gagal melepaskan kutikula lamanya. Larva yang mengalami gejala ini lama-kelamaan akan mati dengan memperlihatkan gejala kematian akibat pengaruh simultan dari toksisitas ekstrak, kelaparan dan gagal melepaskan proses ganti kulit, terlihat adanya larva menjadi mengecil dan berwarna gelap (Gionar, 2004).
Kandungan daun sirsak mengandung senyawa acetoginin,
antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa
acetogenin memiliki keistimewan sebagai anti feedent. Dalam hal ini, serangga
hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.
Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun
perut yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya (Hartati, Z. 2002).
Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak
bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam
gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik, dan derivat
acetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin
(Kardinan, A. 2000).
Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana
yang perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago
berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang.
Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 – 30 mm
(Harahap dan Tjahyono, 1997).
Telur. Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Peletakan telur umumnya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 – 8 hari setelah diletakkan. Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari (Baehaki, 1992).
III.
PROSEDUR KERJA
A. Alat dan
Bahan
Adapun alat yang digunakan antara lain sprayer, kandang pelindung, bak dan kain
kasa.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain daun sirsak
25 lembar, gulma, larutan perekat merek dagang Indostick, tanaman inang padi, hama walang sangit 20 ekor.
B.
Cara kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Daun sirsak
ditumbuk halus.
2.
Ditambahkan
kurang lebih 1 liter air.
3.
Selanjutnya
diperas dengan menggunakan kain kasa.
4.
Larutan hasil
perasan ditambahkan dengan 2,5 ml larutan perekat Indostick.
5.
Larutan tersebut
selanjutnya dikaliberasi dan dimasukkan kedalam sprayer.
6.
Larutan tersebut disemprotkan (aplikasikan) ke
tanaman padi.
7.
Dilakukan
pengamatan selama satu minggu.
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel
Pengamatan
Data kelompok
No
|
Tgl/pengamatan ke
|
∑ walang sangit yang mati
|
1
|
Rabu, 18 Mei 2011/1
|
0
|
2
|
Kamis, 19 Mei 2011/2
|
1
|
3
|
Jumat, 20 Mei 2011/3
|
0
|
4
|
Sabtu, 21 Mei 2011/4
|
1
|
5
|
Minggu, 22 Mei 2011/5
|
1
|
6
|
Senin, 23 Mei 2011/6
|
0
|
7
|
Selasa, 24 Mei 2011/7
|
1
|
Total
|
4
|
Data kelas
No
|
Nama Kelompok
|
Tgl/pengamatan ke
|
∑ walang sangit yang mati
|
1
|
1 (Jarak Pagar)
20 walang sangit
|
Rabu, 18 Mei 2011/1
|
0
|
2
|
Kamis, 19 Mei 2011/2
|
0
|
|
3
|
Jumat, 20 Mei 2011/3
|
5
|
|
4
|
Sabtu, 21 Mei 2011/4
|
1
|
|
5
|
Minggu, 22 Mei 2011/5
|
2
|
|
6
|
Senin, 23 Mei 2011/6
|
0
|
|
7
|
Selasa, 24 Mei 2011/7
|
2
|
|
Total
|
10
|
||
1
|
2 (Buah Makasar)
15 walang sangit
|
Rabu, 18 Mei 2011/1
|
2
|
2
|
Kamis, 19 Mei 2011/2
|
2
|
|
3
|
Jumat, 20 Mei 2011/3
|
1
|
|
4
|
Sabtu, 21 Mei 2011/4
|
1
|
|
5
|
Minggu, 22 Mei 2011/5
|
1
|
|
6
|
Senin, 23 Mei 2011/6
|
1
|
|
7
|
Selasa, 24 Mei 2011/7
|
0
|
|
Total
|
8
|
No
|
Nama Kelompok
|
Tgl/pengamatan ke
|
∑ walang sangit yang mati
|
1
|
3 (daun mimba)
20 walang sangit
|
Rabu, 18 Mei 2011/1
|
7
|
2
|
Kamis, 19 Mei 2011/2
|
2
|
|
3
|
Jumat, 20 Mei 2011/3
|
1
|
|
4
|
Sabtu, 21 Mei 2011/4
|
1
|
|
5
|
Minggu, 22 Mei 2011/5
|
0
|
|
6
|
Senin, 23 Mei 2011/6
|
2
|
|
7
|
Selasa, 24 Mei 2011/7
|
1
|
|
Total
|
14
|
B. Pembahasan
Bila kita
menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang
ditawarkan yaitu menggunakan “bahan-bahan alami” untuk mengusir atau menghalau
musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga
siklus ekosistem masih tetap terjaga. Bahan yang digunakan pun tidak sulit
untuk kita jumpai bahkan tersedia bibit secara gratis.. Dosis yang digunakan
pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan
pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan,
dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu
saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga
terlihat hasilnya. Karena penggunaan pestisida alami relatif aman dalam dosis
tinggi sekali pun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang
ditemukan tanaman mati. Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan
mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya
tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal
menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari
kondisi tanahnya, dan lain-lain.Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya.
Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya
banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta
kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.
Berikut
contoh tabel yang menunjukan jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai
Insektisida Alami atau Pestisida Nabati :

Kelompok kami menggunakan daun sirsak sebagai
pestisida nabati. Tanaman sirsak dalam sistematika tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Anona muricata Linn
Sirsak berbentuk perdu atau pohon
kecil, tingginya 3-10 m, tajuknya cocok dengan model arsitektur Troll,
bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun berbentuk lonjong-bundar telur
sungsang, berukuran (8-16) cm x (3-7) cm, ujungnya lancip pendek; tangkai daun
panjangnya 3-7 mm. Daun sirsak berbentuk bulat telur agak tebal dan
permukaan pada bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedangkan pada bagian
bawahnya mempunyai warna yang lebih muda. Aroma yang ditimbulkan daun berupa
langu yang tidak sedap. Daun ini juga tebal dan agak kaku dengan urat daun
menyirip atau tegak pada urat daun utama.



Walang
sangit (L. oratorius L) adalah hama yang menyerang tanaman padi setelah
berbunga dengan cara menghisap cairan bulir padi menyebabkan bulir padi menjadi
hampa atau pengisiannya tidak sempurna. Penyebaran hama ini cukup luas.
Di
Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu
menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%.
Diduga bahwa populasi 100.000 ekor per hektar dapat menurunkan hasil sampai
25%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun
padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang
sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang
sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%
Kwalitas
gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya
menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang
sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga
sangat menurunkan kwalitas gabah.
Dewasa
walang sangit meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Pada tanaman padi
daun bendera lebih disukai. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat
kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama
periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per induk + 200
butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang
total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga
lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.
Nimpa
setelah menetas bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak
susu, bulir yang sudah keras tidak disukai. Nimpa ini aktif bergerak untuk
mencari bulir baru yang cocok sebagai makanannya. Nimpa-nimpa dan dewasa pada
siang hari yang panas bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada
pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang
relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.
Pada
masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa
walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat
pada sekitar sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah
ke pertanaman padi dan berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi
tersebut dipanen. Banyaknya generasi dalam satu hamparan pertanaman padi
tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam padi pada hamparan
tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi perkembangan hama
walang sangit.
Di
alam hama walang sangit diketahui diserang oleh dua jenis parasitoid telur
yaitu Gryon nixoni Mesner dan O. malayensis Ferr.
Parasitasi kedua parasitoid ini di lapangan dibawah 50%.
Pengamatan yang dilakukan pada tahun 1997 dan 2000
pada beberapa daerah di Jawa Barat menunjukkan parasitoid G. nixoni
lebih dominan dibandingkan dengan parasitoid O. malayensis. Parasitoid O.
malayensis hanya ditemukan pada daerah pertanaman padi di daerah agak
pegunungan dimana disamping pertanaman padi banyak ditanaman palawija seperti
kedelai atau kacang panjang O. malayensis selain menyerang telur walang
sangit juga menyerang telur hama Riptortus linearis dan Nezara
viridula yang merupakan hama utama tanaman kedelai. Berbagai jenis
laba-laba dan jenis belalang famili Gryllidae dan Tettigonidae menjadi predator
hama walang sangit. Jamur Beauveria sp juga merupakan musuh alami walang
sangit. Jamur ini menyerang stadia nimpa dan dewasa.
|
||||
|



Dari data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa
masing-masing jenis pestisida nabati memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
hama walang sangit. Pemberian pestisida nabati jarak pagar dapat membunuh 10
ekor hama walang sangit dalam rentang waktu 7 hari dari 20 ekor walang sangit.
Sedangkan pertisida nabati buah makasar mampu membunuh 8 ekor hama dari 15
walang sangit yang dimasukkan. Untuk pestisida nabati dari daun mimba mampu
membunuh walang sangit sebanyak 14 ekor dari total 20 walang sangit. Dan yang
terakhir pestisida nabati dari daun sirsak hanya mampu membunuh 4 ekor walang
sangit dari 20 walang sangit yang dimasukkan. Pestisida nabati dari jarak
pagar, buah Makassar dan daun mimba memiliki daya bunuh lebih dari 50%,
sedangkan kelompok kami hanya 20%. Perbedaan yang begitu jauh ini mungkin dapat
disebabkan cara mengekstrak daun yang urang sempurna. Selain itu, aplikasi
penyemprotan pada tanaman padi yang kurang sempurna sehingga walang sangit dapat
hidup lebih lama.
Untuk perekat yang digunakan adalah perekat dengan
merek dagang Indostick. Adapun
informasi mengenai perekat ini adalah sebagai berikut:
Kategori: Pesticides
Produksi: Mitra Kresai Dharma
Produksi: Mitra Kresai Dharma
Bahan aktif : Kondensat nonifenol oksida : 95 g/l dan Polivinil
alkohol : 19 g/l
Bahan perata dan pembasah untuk mengurangi tegangan
permukaan larutan semprot dan merekatkan larutan semprot pestisida pada bagian
tanaman.
Meningkatkan daya sebar dan daya rekat.
Petunjuk penggunaan:
Tambahkan 10-20 ml INDOSTICK pada setiap 10 liter larutan semprot pestisida, sambil terus diaduk sampai tersebar dalam larutan.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari
percobaan in adalah sebagai berikut:
1.
Penggunaan
pestisida nabati relative lebih aman karena tidak menimbulkan dampak kerugian
bagi lingkungan.
2.
Efektifitas
pengunaan pestisida nabati daun sirsak hanya 20%.
3.
Daun sirsak
mengandung senyawa acetoginin, yang berfungsi sebagai anti
feedent.
4.
Penggunaan daun
mimba sebagai pestisida nabati adlah yang pamling efektif dengan daya bunuh
70%.
5.
Kurang
efektifnya penggunaan daun sirsak mungkin dikarenakan faktor human
error.
DAFTAR PUSTAKA
Gruber,
L.C. dan George S. Karganilla, 1989. Neem Production and use. Philippine-German
Biological Plant Protection Project Bureau of Plant Industry Department of
Agriculture 692 San Andress Street Malate. Philippiness.
Hartati,
Z. 2002. Pengujian Ekstrak Biji Daun Sirsak Untuk Mengendalikan Hama
Helicoverpa armigera
Kardinan,
A. dan M. Iskandar. 1997. Pengaruh berbagai jenis ekstrak tanaman sebagai
moluskisida nabati terhadap keong mas (Pomacea canaliculata). Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia. 3 (2).
Rio.2009.
walang-sangit-leptocorisa-acuta
.http://riostones.blogspot.com/2009/08/walang-sangit-leptocorisa-acuta.html
Diakses tanggal 2 Juni
2011 Pukul 14.32 WIB
Sudarsono.
2006. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala, dan
Strategi Pengembangannya.Perspektif Vol. 8 No. 2 / Desember 2009. Hlm 115 –
176.
tulisannya bagus, sebagai sumbr informasi sangat membantu
BalasHapuswww.aprikull.blogspot.com
Terimakasih Infonya sangat bermanfaat Walatra Gamat Emas Kapsul
BalasHapusJual Viagra Asli Di Jakarta Barat
BalasHapusJual Viagra Asli Di Jakarta Pusat
Jual Obat Penirum Asli Di Jakarta Barat
Jual Obat Penirum Asli Di Jakarta Selatan
Jual Obat Penirum Asli Di Jakarta Utara
Jual Obat Penirum Asli Di Jakarta Timur
Jual Obat Penirum Asli Di Jakarta Pusat
Jul Pil Klg Asli Di Makassar
BalasHapusVakum Pembesar Penis Di Makassar
Jual Thor Hammer Asli Di Makassar
Jual Obat Kuat Viagra Makassar
Jul Pil Klg Asli Di Tanjung Pinang
BalasHapusVakum Pembesar Penis Di Tanjung Pinang
Jual Thor Hammer Asli Di Tanjung Pinang
BalasHapusPengakuan tulus dari: FATIMAH TKI, kerja di Singapura
Saya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
kepada KY FATULLOH saya sudah kerja sebagai TKI
selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
Saya mengetahui situs KY FATULLOH sebenarnya sdh lama
dan jg nama besar Beliau
tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
Saya bilang saya terlantar disingapur
tidak ada ongkos pulang.
dan KY FATULLOH menjelaskan persaratanya.
setelah saya kirim biaya ritualnya.
beliau menyuruh saya untuk menunggu
sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
dan memberikan no.togel "8924"mulanya saya ragu2
apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
angka yg diberikan 8924 ternyata benar2 Jackpot….!!!
dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KY
sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
Buat KY,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KY.
Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat
~~~Hub;~~~
Call: 0823 5329 5783
WhatsApp: +6282353295783
Yang Punya Room Trimakasih
----------